Langsung ke konten utama

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi-



Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya. 

"Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya.

"Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan.

Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir. 

Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah diambil oleh Susi, maka kemunafikan wanita itu tak akan pernah terlihat olehnya. Dengan kebencian yang tumbuh subur di hati, lelaki itu menyiapkan kejutan. Satu peluru akan Ia lepas untuk dua sasaran empuk yang menjadi targetnya. 

"Temui saya besok malam, ada hal penting yang akan saya sampaikan!" Pesan dikirim untuk target pertama. kemudian menyusul pesan berikutnya waktu dan alamat tempat pertemuan, tak lupa nama pengirim pesan alias si-target kedua juga dicantumkan.

"Sayang..aku sadar, kepentinganmu haruslah menjadi prioritas utama. Besok malam tunggu aku di tempat biasa!" Pesan berbeda juga dikirim untuk target kedua. 

*****


Malam berikutnya, laki-laki dengan sebuah rencana menunggu target keduanya di ujung gang yang gelap. Kini Ia tersenyum melihat yang ditunggu berjalan sendirian dengan wajah bingung mencari tempat yang dimaksud. 

"Hai cantik.." Sapanya lembut dari balik kegelapan.

"Kau..dasar, jantungku hampir copot tau!" Wanita yang dipanggil cantik, terkejut dan berteriak manja.

"Kenapa tempatnya berubah sih, biasanyakan kita ketemu di--" Belum selesai kalimatnya diucapkan, laki-laki itu segera menarik wanita cantik itu dalam pelukan. Memperlihatkan kasih sayang dan kerinduan tulus sebagai tanda maaf sebab sempat mengabaikan keinginan wanita itu sebelumnya.

"Surprise..Aku sengaja menyambutmu disini" Katanya setengah berbisik ditelinga si cantik.

Sesaat wanita itu merasakan kebahagiaan atas kemenangannya, keinginan untuk meraih keuntungan dari laki-laki yang memeluknya dengan penuh cinta ini sudah terwujud. Namun rasa bahagia itu tak bertahan lama. Dekapan mesra yang Ia dapatkan justru berujung maut. Sulit baginya bernapas, semakin Ia meronta maka pelukan itu semakin kuat dan tangan yang menutup mulut serta hidungnya tidak memberinya peluang untuk bernafas. Target kedua selesai.

Diluar dugaan, hujan deras turun menggagalkan rencana berikutnya. Laki-laki itupun segera meninggalkan korban yang tak lagi bernyawa. Peluru yang Ia lepaskan hanya dapat mengenai satu sasaran. Walau demikian, hatinya puas setelah memberi wanita cantik itu pelajaran.


Bersambung.. ke Topeng bag.7

Simak kisah sebelumnya di :



Komentar

  1. Keren, bisa bikin cerita misteri seperti ini

    BalasHapus
  2. Makasih..Ini hasil belajar dari mba2 dan mas2 yg karyanya jg keren. 😘

    BalasHapus
  3. Kompor Gas!
    Mbk Nie-na ajari aku nulis misteri2 begini.
    Dua jempol dech.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mas Heru, Ayo sama-sama belajar.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. jangan-jangan pembunuhnya Pak Dimas??#bakar menyan jadi dukun :D

    BalasHapus
  5. Asyiik ada yang ambil peran jd dukun.

    BalasHapus
  6. Malam-malam baca cerbung Topeng dan masih menyisakan penasaran.

    Semoga nggak ke bawa mimpi. -_\

    BalasHapus
  7. Psikopat ya? Duh itu pacarnya yg dibunuh?

    BalasHapus
  8. Sya juga.. Ajari juga nulis yg mmbuat penasaran gini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya masih belajar mas Aim. Mungkin karena saya penasaran buat jalan cerita, jadi pembacanya juga ikut penasaran.
      (^-^)

      Hapus
  9. semuanya msh misteri, dn gk bisa menebak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya mba..semoga betah mengikuti kisah selanjutnya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka