Langsung ke konten utama

Menjerat Ide

Tugas berikutnya setelah pertemuan kedua kelas KMO adalah menuliskan ide-ide yang melintas di kepala dan di hati tentunya.

Sebelum ini saya sudah pernah melakukan hal yang sama saat membaca buku 'Bukan Sekedar Nulis, Pastikan Best Seller'. Sebagai pembaca yang baik, tentu saja saya mempraktekkan isi buku tersebut.

Berhasilkah? Jawabannya tidak, karena apa? Hal ini pernah saya tanyakan pada sang penulis buku, yang mana saat ini beliau adalah Coach yang memimpin KMO, Tendi Murti.

Jawaban beliau atas pertanyaan saya adalah, mungkin saya terlalu memaksakan ide. Entahlah, bisa jadi itu benar atau memang saat itu saya belum melaksanakan dan menuliskannya dengan sepenuh hati. Sehingga, ide-ide baru yang datang kemudian lebih mudah untuk dibuat menjadi tulisan daripada ide-ide lama yang sebelumnya sudah dicanangkan.

Kali ini saya akan mencoba lagi menangkap ide-ide yang melintas, menjeratnya dan kemudian menuliskannya di sini.

Ide-ide yang berhasil dijerat adalah sebagai berikut:
1. Legenda
2. Pantang Larang
3. Mitos
4. Doa
5. Bercerita
6. Encephalomalacia
7. Petualangan
8. Taman bacaanku surgaku
9. Nikmatnya membaca buku
10. Memelihara 'mimpi'

Demikianlah ide-ide yang sudah disusun kali ini dengan sepenuh hati. Mengambil perkataan orang tua zaman dahulu, yaitu "Banyak anak, banyak rezeki." Semoga, saya bisa melahirkan mereka satu persatu dalam dunia literasi.

Harapan saya, semoga dari kelahiran mereka, salah satunya bisa menjadi buku best seller dikemudian hari. Aamiin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indone...

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai...

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah ...