-
Alter Ego -
“Rhea..!” Panggilan
lembut datang menghentikan lamunan gadis yang kini tampak lebih tenang dari
sebelumnya.
“Aku Yuri, kita
bisa bicara sebentar?” Tanyanya.
Yang dipanggil kini
memberikan reaksi, memalingkan wajah menatap wanita berparas teduh
dihadapannya. Ada sesuatu yang mengalir sejuk di sela-sela hati gadis itu. Air
bening mengambang siap terjun merambah pipi yang kini terlihat tirus.
“Aku ingin pergi.”
Ucapnya lirih.
“Kemana..?” Tanya
dokter Yuri.
“Membeli roti
coklat dengan taburan keju.” Jelasnya dengan nada haru. Airmatanya sudah mantap
mengalir sejak tadi.
“Siapa namamu?”
Selidik dokter Yuri heran, pasiennya yang tampak mengerikan beberapa saat yang
lalu itu kini seperti anak-anak yang kehilangan induknya dan merasa lapar.
“Di..di..” Jawabnya
patah-patah.
“Didi..?” Dokter
Yuri memastikan.
Gadis itu kini
mengaku bernama Didi. Matanya membulat, banjir dengan airmata mengundang iba.
Layaknya anak kecil dengan wajah polos tak berdosa. Tatapan itu benar-benar
menyedihkan. Jelas sekali tergambar kerinduan disana, bukan pada sesuatu yang
dimintanya, melainkan seseorang yang dinanti kedatangannya.
“Baiklah..aku akan
membawakan apa yang kau inginkan.” Janjinya pada gadis itu sambil meraih bahu
yang masih bersandar di sudut ruangan.
Dokter Yuri
menuntunnya duduk diatas ranjang. Memastikan gadis itu kini tak lagi berbahaya,
Ia tampak lebih lemah dari sebelumnya. Tiga hari matanya tak tidur, kadang ia
memejamkan matanya rapat-rapat guna mengusir kantuk. Pada puncak lelahnya meronta
dan berjaga, posisi Rhea kini sudah berpindah, diganti oleh Didi dengan tatapan
mata penuh kerinduan yang menyedihkan.
Siang itu mengalir
dengan kisah dari kepribadian yang berbeda. Kepribadian utama justru hilang
entah kemana. Informasi lebih mudah didapat dari pribadi Didi yang polos,
siapkan saja apa yang dia minta, maka mulutnya akan menceritakan apa saja yang
ingin diketahui lawan bicara. Anak-anak
memang seperti itu bukan? Senyum
sesekali menghiasi wajah teduh Dokter Yuri.
“Jadi..kau hanya
datang disaat malam hari?” Tanya dokter Yuri pada pasiennya.
“Iya..karena mereka
selalu sibuk.” Didi mengangguk-anggukkan kepala, protes dengan dua kepribadian
lainnya. Kali ini mirip seperti seorang anak yang mengadukan kelakuan dua
kakaknya pada orang yang dipercaya.
Ia menjelaskan
dengan sangat baik. Hera yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan Rhea yang
selalu tegang selama beberapa minggu ini. Bersyukur Didi selalu dapat menemukan
uang di dompet Hera, berbelanja makanan ringan kesukaan membuatnya sangat
senang. Sesekali tawa dan senyum menghiasi wajah yang perlahan mulai jenaka
itu.
Sesi cerita
akhirnya ditutup dengan tidur. Tubuh gadis ini membutuhkan waktu istirahat yang
cukup banyak. Dokter Yuri berharap Hera hadir setelah itu. Ia bertekad
menemukan kepribadian utama dari tubuh yang kini terlelap dalam mimpi indah.
Interaksi selama
ini cukup membuat dokter Yuri mengenal dua kepribadian pasiennya, bisa dikenali
dari tatapan mata yang jelas sangat jauh berbeda. Rhea dengan tatapan tajamnya
dan Didi dengan kekanakannya.
Dengan mengenal
siapa nama pasien maka itu akan sangat membantu kenyamanan selama terapi
dilakukan. Hal ini bukan untuk menegaskan eksistensi kepribadian yang terpisah
dan otonom, karena seluruh kepribadian harus diperlakukan secara adil. Penting
bagi dokter Yuri untuk mendorong empati dan kerjasama diantara berbagai
kepribadian.
Tujuan setiap
pendekatan terhadap penderita Alter
Ego*) ini adalah untuk
meyakinkan bahwa memecah diri menjadi beberapa kepribadian yang berbeda tidak
diperlukan lagi untuk menghadapi trauma baik dimasa yang lalu, saat ini maupun
dimasa yang akan datang.
Bersambung..ke Topeng (bag.19)
Keterangan:
Alter Ego atau disebut juga Dissociative
Identity Disorder (DID)
sebelumnya dikenal dengan gangguan kepribadian ganda.
Merupakan copying mechanism, seseorang menggunakan cara
tersebut untuk menghindari dan melepaskan diri dari situasi stress dan kenangan traumatic.
Disosiasi dapat berfungsi sebagai
mekanisme pertahanan (defence mechanism) terhadap rasa sakit fisik dan
emosional dari pengalaman traumatic stress.
Setiap kepribadian dapat bersifat
cukup kompleks, memiliki pola perilaku, memori dan hubungan tersendiri.
Masing-masing menentukan karakter dan tindakan individu bila sedang memegang
kendali. Biasanya masing-masing kepribadian berbeda bahkan saling bertentangan.
(diambil dari beberapa sumber terkait Arteri Ego atau DID)
Syerem yaaa..kepribadian ganda
BalasHapusIya mba.
HapusSemangat dokter Yuri... Aku rindu hera...
BalasHapusHehe.. 😀
Hapus