Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Penemuan Lembar Alquran Dijadikan Bahan Pembungkus Petasan Bikin Heboh Usai Hajatan.

  RA - Penemuan lembaran Alquran yang dijadikan bahan baku pembungkus petasan menghebohkan warga Parung Serab, Ciledug. Lembaran Alquran yang dijadikan pembungkus petasan itu ditemukan di sekitar acara hajatan. Dilansir oleh RA pada Minggu, 12 September 2021 dari akun Instagram @ciledug24jam. Seorang pemuda menyampaikan bahwa pamannya menggelar pernikahan anaknya. “ Paman saya menikahkan anaknya pada tanggal 11 September 2021, jam 16.00 WIB, ” tulisnya melalui DM di akun Instagram @ciledug24jam. Acara hajatan Pernikahan yang digelar dengan adat Betawi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, tepatnya di daerah Parung Serab RT 001, RW 006, Ciledug, Tangerang. “ Biasanya kalau adat di kampung kami, selesai akad nikah membunyikan petasan, sebagai tanda pemberitahuan bahwa acara akad nikah sudah selesai ,” lanjutnya menceritakan. Menyalakan petasan memang sudah menjadi adat istiadat Betawi dalam sebuah acara pernikahan, karena hal itu dilakukan untuk memberitahukan atau menandak

Dihilangkan Sayang

Kata Kami untuk Sang Murabbi (Surat Cinta untuk Ummi) Ada tiga kata istimewa yang ingin disampaikan pada guru yang menjadi pembimbing kami, pada ustadzah yang senantiasa menasehati dan mengingatkan kami, pada ibu yang mendidik ketaatan kami terhadap Rabb kami, pada Ummi yang menjadi sahabat terdekat sekaligus penguat ukhuwah kami. Dan pada semua itu, kami mengenalnya sebagai Murabbi. Dimulai dari kata MAAF , karena tumbuh kembangnya fikrah dan keimanan kami masih belum sesuai dengan harapan Ummi, meski paham, tapi masih terlalu banyak riak-riak yang membelai kami, hingga lalai dan lemah dalam berjuang di jalan kebaikan ini. Namun demikian, TOLONG  kami, Ummi. Bantu kami untuk semakin baik dalam belajar, lebih kuat dalam beramal, hingga bertambah cinta ini pada Rabb kami, hingga pantas dan layaklah kualitas kami mengemban tugas sebagai da'i, yang pada rongga dada dan ruang-ruang di kepala kami semakin lekat dan erat bahwa segalanya bermuara pada tujuan mencari Ridha-Nya saja.  Untuk

Puisi-puisi Adriana

Puisi di Koran Minggu - Pontianak Post Kata-Mu Hidupku adalah kata-kata yang Kau tenun sedemikian elok menjadi hamparan cerita. Kesenanganmu adalah kepatuhanku menapaki jalan lurus dengan cabangnya yang bertabur tanda tanya. Sesekali langkah ini latah hingga tergelincir dengan pastinya membentur-bentur duri yang tampak seperti bulu, lantas tersesat dengan senang hati, sedemikian suram. Celakanya aku! Tapi ..., Kau masih menungguku di ujung jalan dengan dan tanpa cahaya. Sekali waktu kuterka senang sekali engkau bercanda. Duhai maha sabar dan baiknya.   Takut Aku sedang takut, pada kata-kata dalam hati, pada bayangan yang berkelebat di kepala. Seperti ada aku yang lain dalam aku. Mengundangnya hadir dengan leluasa untuk sekehendaknya. Ah, ternyata dia mahluk buruk yang menyerupaiku.   Terima Kasihku Kau membuatku bertahan dari ketiadaan Kaki yang lemah ini terus kau topang untukku mampu berdiri Air kehidupan terus kau tuang ke dalam cangkirku yang kec

Membaca Garis-garis dan Sebuah Rencana

  Koran Minggu - Suara Pemred Kalbar Garis-garis itu bisa bicara. Mereka juga dapat memperkenalkan diri. Darinya wanita tua itu mengenal semua bentuk. Yang berpilin, yang lurus, yang putus-putus, yang bersegi, yang bergelombang, yang tebal, yang tipis dan beragam jenis garis-garis lainnya. Bagaimana dia bisa mengenalnya? Tentu saja itu mungkin terjadi dan bukan mustahil. Lalu, kemampuan seperti apa yang dimiliki wanita tua itu? Usianya hampir menyentuh jatah yang sudah tentu diketahui banyak orang. Tinggal menunggu, akankah ada penambahan waktu sebagai bonus dari yang Maha Kuasa. Dalam arti lain, ada kesempatan untuk menghirup udara di dunia ini lebih lama. Atau mungkin, malah terjadi pengurangan waktu, lebih dekat, bahkan lebih cepat. Siapa yang bisa menduga? Sebab, yang masih jadi misteri terbesar hingga saat ini adalah kematian. Cukup lama aku mematung. Duduk di kursi kayu sembari memerhatikan tangan tua itu sesekali bergetar di atas kain sewarna langit yang menyelimuti setengah tub

Gambar-gambar di Balik Kasau

  Koran Minggu - Pontianak Post Aku akan bercerita, kalau aku sebenarnya senang berdiam diri sambil memperhatikan sesuatu yang awalnya terlihat abstrak kemudian lambat-laun menjadi sesuatu yang nyata- tampak seperti sebuah cerita- semisal cerita bergambar.             Dengan tinggi tubuh setengah orang dewasa- sebatas pinggang atau kurang dari itu. Aku selalu asyik mengamati bagian bawah kayu kasau yang tidak sepenuhnya dilapisi cat. Di rumahku atau di beberapa rumah lainnya, kasau tidak diposisikan rata dengan dinding. Sengaja dibiarkan menonjol untuk nantinya berfungsi menyimpan barang-barang kecil. Saudaraku yang lebih tua justru menyimpan dan menyusun uang koin sisa membeli rokok di atasnya, kadang-kadang aku mengambil satu atau lebih uang receh seribuan atau limaratusan untuk membeli cemilan. Fungsi lainnya- pikirku- adalah untuk memperindah. Kasau akan diberi warna berbeda dari dinding. Terkadang warna kasau yang melintang di tengah dinding itu tidak merata. Contohnya di rumahku.

Hujan dan Gelandangan Tua

  Koran Minggu - Pontianak Post Angin barat berlari kencang membawa titik-titik air, menampar wajah tuaku di balik topi jerami. Basah dan perih. Pemberianmu ini sungguh luar biasa, Tuhan. Terlalu banyak dan berlimpah. Sampai-sampai cawan tanah liatku yang retak, kini semakin jelas membuat alur-alur kenestapaannya. Kuakui kebesaranmu ini menjadi harapan kami, tapi itu nanti, saat angin yang berlari kencang ke barat ini kembali berbalik arah di masa yang akan datang, saat di mana tanah tempatku duduk dipanggang teriknya surya dan daun-daun layu di pohon yang menggeletar tak sabar ingin segera menyentuh asalnya. Dingin kini menggigit kulit, leluasa menembus kain lusuh milikku yang tersisa. Aku masih terpaku menyimak nyanyian hujan yang sepanjang hari mengalun, hampir tiada usai menguras nafas-nafasku. Lapar, sepertinya obat penghilang rasa itu menjadi cita-cita paling tinggi yang kukaitkan di kaki singgasana Tuhan hari ini. Hanya hari ini saja, aku ingin menghilangkan rasa sakit di peru