-Kebenarannya-
Baca kisah sebelumnya disini
Hari saat Hera diculik..
Sebuah paket diantar ke apartemen tempat Dimas
tinggal. Tanpa nama pengirim. Dari ukurannya bisa diperkirakan paket yang
dikirim seperti buku atau map dengan ukuran besar.
“Apa sekarang pengirim surat misterius
akan memberiku kejutan?” batinnya.
Dimas mendaratkan tubuhnya di sofa,
tangannya masih menimang paket yang baru diterima. Mungkin berfikir, apa harus
saat ini membukanya atau setelah Ia membersihkan diri terlebih dulu.
Pilihan kedua Ia ambil, kulitnya berontak minta
dibersihkan terlebih dahulu. Bergegas Dimas menuju kamar mandi untuk
membersihkan diri. Membuka paket ditunda sementara walau sebenarnya rasa
penasaran juga merayu hati, bungkusan itu kini tergeletak pasrah diatas sofa.
Setelah selesai memanjakan diri, Dimas terlihat
lebih segar dari sebelumnya, lantas bersegera kembali ke sofa guna membuka paket yang
tadi Ia terima. Benar dugaannya bahwa isi paket itu adalah sebuah map yang
berisi dokumen entah apalah tak bisa ditebaknya kali ini. Segera ditekuni
isinya dengan seksama. Keningnya mulai berkerut setelah menyadari isi map yang
merupakan dokumen tentang kecurangan yang dilakukan terhadap perusahaan dan
rancangan kerjanya yang beberapa kali gagal.
Dilembar terakhir, sebuah tulisan tangan yang rapi menyapa.
Semua
bermula disini.
Keserakahan
menutup hati nurani.
Kawan
jadi lawan.
Cinta
jadi dendam.
Berhati-hatilah
teman.
Melangkahlah
lebih bijak.
Dan
pastikan keselamatanmu.
Setelah
ini kau berhak memutuskan
Selesaikan
atau biarkan.
Musuhmu
didepan mata.
Anton
Baskara
Map itu jatuh setelah usai dibaca. Tak
percaya rasanya dengan apa yang diberitakan padanya. Jelas penulis surat
misterius itu berpihak pada Dimas. Menyadari selama ini surat-surat misterius
itu dikirim padanya dengan tujuan untuk memperingati agar berhati-hati.
“Apa Anton juga dalang dari
pembunuhan-pembunuhan itu?” Dimas mengingat kembali seluruh kejadian yang terjadi.
“Apa orang ini bisa kupercaya?” Tanyanya
pada diri.
*****
Satu hari setelah penculikan Hera..
“Goblok..!!” Teriak seorang pria pada laki-laki
didepannya.
“Aku tidak membayarmu untuk mengacaukan
rencanaku. Cari gadis itu sampai ketemu!!”
Perintahnya dengan kasar.
“Baik pak Anton.” Jawab laki-laki itu
tergagap.
Sejak surat misterius kedua dikirimkan
padanya, dan ketika Dimas yang juga menerima surat yang sama mencari Hera
karena diyakini gadis itu mengetahui siapa pengirim surat tersebut, Anton lantas
menaruh curiga. Hari itu dia menyewa dua pria untuk mengikuti Hera dan
melaporkan semua gerak-geriknya.
Anton semakin gerah saat mengetahui Hera
mendatangi petugas penyidik kasus pembunuhan Susi dan Mita. Ia yakin gadis itu
tahu sesuatu. Firasatnya mengatakan bahwa Hera adalah saksi yang selama ini
tidak pernah diketahui.
Menculik Hera adalah jalan satu-satunya
untuk memastikan sejauh mana informasi telah diberikan pada polisi atau jika memang
gadis itu punya bukti, maka Anton akan memusnahkannya juga.
Amarah Anton meledak. Rencananya gagal
sebelum menemui Hera karena kebodohan anak buahnya.
Ditempat lain..
Hera berhasil meloloskan diri dari rumah
tempat dimana Ia ditahan oleh para penculik. Posisinya belum jauh dari rumah
besar itu, semak belukar disekelilingnya cukup sebagai tempat persembunyian
sementara. Kaki dan tubuhnya tak lagi dapat ia paksa untuk lari semakin menjauh,
kesadarannya menguap perlahan dan pingsan.
Teriakan Anton memecahkan beningnya pagi.
Hera yang sebenarnya masih berada tak jauh
dari pekarangan rumah yang tak terawat itu terbangun demi mendengar
teriakan kasar dari mulut laki-laki yang juga merupakan atasan tempatnya bekerja.
Sayup-sayup Ia mendengar pembicaraan itu.
Sudut bibirnya tertarik tipis menghadirkan senyum sinis. Selama ini Ia benar,
bahwa dalang dari semua ini adalah laki-laki itu. Bermula dari ruang disamping
gudang tempat pertemuan Susi dengan laki-laki berpunggung lebar yang ternyata
adalah Anton. Kemudian Hera ketahuan oleh Susi saat keluar dari gudang, lantas diancam
dan dimanfaatkan untuk mengambil dokumen dari ruang kerja kekasihnya.
Hera praktis menjadi boneka pada hari itu, tak
ada yang tau selain Mita teman baiknya Susi. Dan menjadi lengkap kesialan Hera,
karena di hari yang sama saat Hera memiliki keperluan di baseman. Ia memergoki Mita
menelpon Anton untuk melaporkan pencurian dokumen dari ruang kerjanya.
Bersambung…ke Topeng (bag.20)
menegangkan
BalasHapusMakin seru ya...
BalasHapusMakin seru ya...
BalasHapuskawan jadi lawan, cinta jadi dendam 😍
BalasHapusSerius banget aku bacanyaa 😂 nice mbk lanjutkan...
Wow kontradiksi sekali. Menarik
BalasHapusWow kontradiksi sekali. Menarik
BalasHapusPenasaran ama yg akan dimas lakukan nantinya...
BalasHapus