-Yang Tersembunyi-
Simak kisah sebelumnya disini
Simak kisah sebelumnya disini
Obat bius hirup Chloroform yang pada dunia medis dikenal pula
dengan nama Triklorometana (CHCl3) ini benar-benar membuat Hera
lumpuh total, tak sadarkan diri.
Berbeda dengan kondisi jasad yang terbaring
tenang diatas ranjang empuk, ada bagian diri Hera lainnya yang bagaikan terbang
melayang diluar tubuh dengan kemarahan luar biasa. Melihat nanar bahaya didepan
mata siap melahap tubuhnya dengan cara kotor.
“Tidak..tidak, bangun bodoh!! Dasar
perempuan lemah, apa yang bisa kau lakukan selain diam dan bersembunyi setiap
kali bahaya, rasa sakit dan duka datang menyerangmu!” Teriaknya pada tubuh yang tak
berdaya. Tak habis kata-kata sumpah serapah ditujukan pada Hera.
“Aku membencimu Hera..sangat membencimu.”
Teriaknya lebih keras lagi untuk terakhir kalinya sebelum sisi lain itu
terserap masuk ke tubuh Hera.
Gejala kesadaran Hera perlahan pulih saat pria
itu menggerayangi tubuhnya dengan kasar. Aura wajah gadis manis itu berubah
layaknya monster Harpy.
Sontak saja pria itu kaget melihat santapannya tiba-tiba membuka mata, dengan
gerakan reflek Ia segera menutup mulut gadis dihadapannya itu agar tidak
berteriak. Reaksi biasa yang akan dilakukan siapapun saat berada dalam kondisi
seperti itu.
Kesadaran yang mungkin baru pulih 60 persen itu
sebenarnya tak dapat berbuat banyak. Namun kebencian dan amarah besar mampu
menggerakkan tangan kanannya mencengkram leher bagian depan pria yang berada
diatas tubuhnya itu dengan sangat kuat. Selanjutnya gadis itu memusatkan tenaga
pada lutut kaki kanannya untuk dapat menendang bagian vital diantara kedua kaki
pria yang saat itu tepat pada posisi mengangkanginya.
Menerima serangan tiba-tiba tersebut membuat
pria itu menjadi kalap dan mendaratkan pukulan keras di wajah Hera.
Darah segar keluar dari sudut bibir mungil
gadis itu, sedangkan kondisi lebih parah dialami pria itu karena dilehernya
kini mengalir darah yang dihasilkan dari lima goresan kuku jari Hera.
Cengkraman kuat tangannya menyebabkan luka sedikit dalam di leher pria tersebut.
Disaat pria itu sibuk mengerang rasa sakit di
bagian bawah tubuhnya. Hera sudah dapat bergerak meraih meja kecil di samping
ranjang dan menghantamkannya berkali-kali ke kepala pria itu dengan sangat
keras.
Pria itu rubuh, wajahnya bersimbah darah. Meja
kecil yang menghantam kepalanya berkali-kali itu juga hancur tak lagi berbentuk
sebagaimana awalnya. Sedemikian besar energi kemarahan Hera pada pria itu
hingga tak menyangka dapat membunuhnya.
“Begitu caranya! Begitu caranya perempuan bodoh!!”
teriaknya pada diri sendiri dengan nafas yang masih memburu.
Hera masih terus berteriak-teriak tak jelas
guna melepas amarahnya. Ingatannya melintas pada beberapa tahun silam. Kejadian
yang sama juga hampir merenggut kehormatannya kala itu.
----
Tiga orang pria bertubuh kekar mengobrak-abrik
rumah Pak Masdi. Mereka mencari barang-barang berharga yang dapat dijadikan
alat penebus hutang. Bapak memang pernah meminjam sejumlah uang pada seorang
rentenir untuk membiayai pengobatan istrinya.
Hera yang saat itu baru pulang dari sekolah
segera menerobos masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan Pak Masdi yang
sedang sakit. Sudah dua minggu ini bapak tidak jualan, otomatis tidak ada
pemasukan dan tentu saja bapak tidak mampu melunasi hutang yang anehnya malah
membengkak.
“Dasar lintah darat..penjahat!!” Teriak Hera
geram dan marah pada ketiga pria itu setelah mengetahui bapak tak lagi
bernyawa, entah karena sakitnya atau karena perbuatan orang-orang jahat itu.
Mendengar teriakan Hera, pria-pria itu malah
tertawa dan salah satu dari mereka menangkapnya. Lantas menyeret paksa Hera
yang masih lengkap dengan tas sekolahnya ke dalam kamar.
Hera berjuang membela diri dengan membunuh pria
yang hendak memperkosanya. Bajunya robek tak lagi utuh, namun kemarahan kian
berlipat-lipat setelah mampu menjatuhkan satu orang pria dengan gunting
menancap tepat dijantung. Mendengar keributan tak wajar di dalam kamar, dua
pria lainnya menyusul masuk, ketakutan menyerang mereka setelah melihat
temannya tak lagi bernyawa. Mereka tidak menduga bahwa gadis berseragam ini
dapat melumpuhkan rekan mereka. Dengan terpaksa akhirnya kedua laki-laki itu
meninggalkan Hera yang masih mengamuk.
----
“Tidurlah selamanya Hera. Tidurlah, karena saat
ini kau tak lagi dibutuhkan. Hanya ada aku sekarang..hanya aku!” Hera masih
bicara dengan nada penuh kebencian pada dirinya sendiri.
Bersambung ke topeng (bag.17)
Keterangan:
Monster Harpy: Berasal dari
mitologi Yunani, makhluk buruk berkepala perempuan tua dan memiliki tubuh,
sayap, paruh dan cakar seperti burung yang memangsa makhluk hidup lain.
Perempuan berwatak keji digambarkan dengan perumpamaan ini.
penasaran euy
BalasHapusHera kerasukan... Bisa kuat gitu..
BalasHapusHuwaaa..hera pernaahh.... *shock
BalasHapusWah... Hera... tik tok tik tok
BalasHapusSereeem nih heraa kesurupan
BalasHapusAdalah kelainan pada hera?
BalasHapushebat Na. bikin deg-degan bacanya..
BalasHapus