-Kesaksian-
Kisah
sebelumnya Hera menghilang selama tiga hari (disini).
Dikantor Polisi
Area imajinasi dan
area ingatan dalam otak manusia itu berbeda, ingatan terbentuk diotak besar
sedangkan kreativitas dan imajinasi diatur diotak depan. Namun, respon yang
tidak disadari juga bisa muncul. Sederhananya, jika orang yang tidak terlatih,
dia akan melakukan kebiasaan kecil saat berbohong seperti bola mata berputar ke
kiri atau memainkan sesuatu ditangan dan reaksi lainnya.
“Reaksi ini tidak
kita dapatkan dari gadis itu!” Ungkap Bobby pada rekannya.
“Lalu bagaimana
pendapatmu tentang mimpi pembunuhan yang dialami gadis itu, apa kau percaya?”
Tanya Rudi sedikit protes.
“Aku juga tidak
yakin, mungkin itu hanya sekedar halusinasi.” Seru Bobby kemudian.
“Ini memang bukan
spesialisasiku, penurunan aliran darah diotak menyebabkan Temporary Bloody Flux, sehingga konsentrasi Glutamic Acid di Synapse meningkat. Sederhananya kau taukan
kalau diotak terdiri dari banyak Neuron?”
Tanya Bobby pada rekannya untuk memastikan agar penjelasannya nanti bisa
disimak dengan baik.
“Iya, aku tahu!”
Jawab Rudi mantap.
“Nah, informasi
yang dihantarkan tergantung dari stimulasi listrik diantara Neuron. Diantara sel itu sendiri terdapat
celah, itulah yang disebut Synapse. Materi penghantar syaraf di dalam Synapse tergantung pada stimulasi yang
menghantarnya. Bila darah dalam kepala tidak tersalurkan karena pukulan
dikepala atau Cardiac
Infraction, materi penghantar
syaraf di Synapse akan terbentuk sangat banyak. Jika
ini terjadi, Neuron bisa mati. Materi Endogenous Ligand akan terbentuk, inilah yang akan
menjadi masalah karena halusinasi bisa timbul dari sini.” Jelas Bobby panjang
lebar yang hanya ditanggapi oleh rekannya dengan anggukan berkali-kali. Bobby
memang yang paling detil dan lihai dalam menjelaskan hal-hal rumit seperti ini.
Alasan itu pula yang membuat Rudi semakin mengagumi sosok Bobby.
“Baiklah, kita tau
gadis itu ditabrak bertepatan dengan waktu pembunuhan korban bernama Susi
terjadi. Mungkin kondisi yang kau jelaskan tadi bisa dialami pada mimpi
berikutnya dimana Mita menjadi korban kedua. Karena dia mengalami apa yang
disebut dengan halusinasi tadi. Lantas, untuk mimpi pertama pembunuhan Susi
bagaimana? Tak ada keterangan kalau gadis itu mengalami cedera kepala
sebelumnya, kan?” Ujar Rudi semakin bingung.
Sesaat ruangan itu
terasa sunyi, hanya ada hembusan nafas yang mengeluarkan asap-asap rokok ke
udara silih berganti dari mulut kedua penyidik itu.
Pernyataan Hera
tentang mimpinya terkesan tidak masuk akal. Gadis itu kini menjadi saksi dan
sudah dua hari dimintai keterangan oleh para penyidik.
Bobby yakin pasti
masih ada hal yang disembunyikan dari gadis yang bernama Hera itu, bahkan bisa
jadi sangat banyak. Firasatnya mengatakan bahwa ada permainan dibalik semua
ini. Di satu sisi Ia yakin bahwa gadis itu tidak berbohong, namun disisi
lainnya ada sesuatu yang belum dapat Ia ungkap dengan jelas.
Bersambung ke Topeng bag.15
wah, hera akhirnya bercerita ttg mimpinya
BalasHapusGk di cerita, gk di kehidupan nyata, Hera memang gadis yg misterius.
BalasHapusMbk Niena mengingatkan saya .....
Ehemm..ehemm..iyaa, ada yang baper nih ingat masa lalu. hehhe
HapusSemakin seru Dan bikin penasaran
HapusSemakin menegangkan aja ni.. (^_^)
BalasHapusNyandar dulu nunggu kelanjutannya..
Hehehe..silahkan nyandar dikursinya Mas Aim.😄😄
HapusPolisinya pinter kayak dokter.. Hehehe
BalasHapusPenyelidikan yang masih terus berjalan. itu si Hera kmn kemaren? Hehe
BalasHapusBagian analisis otaknya kereeennn...👍👍👍
BalasHapus