Langsung ke konten utama

Topeng (bag.22)

-Epilog-




Mobil sedan berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang. Dokter Yuri dan Hera berada didalamnya. Kedua wanita itu kini melakukan perjalanan jauh menuju Kampung halaman Hera.

Suasana riuh beberapa kali mewarnai perjalanan dengan kehadiran Didi, salah satu kepribadian kanak-kanak yang menyenangkan. Sejarahnya tercipta setelah Hera pergi dari rumah ayah angkatnya, tepatnya diusir. 

Hera sangat menyayangi Didi, adik kecilnya yang kala itu berusia tiga tahun. Kerinduannya menciptakan sosok Didi lain dalam dirinya dengan karakter manja dan luar biasa doyan makan, persis sebagaimana dunia anak dengan kesenangannya pada makanan. Ia akan menghabiskan semua makanan yang dibelinya dengan senang hati. Kepribadian Didi ini sangat disayang oleh Rhea.

Kepiawaian dokter Yuri dalam berinteraksi dengan dua kepribadian Hera patut diacungi jempol. Kisah Didi dan Rhea mengalir dari masing-masing kepribadian saat mereka merasa nyaman dengan sang dokter. Terapi yang dijalankan selama enam bulan mulai menunjukkan hasil. Hera yang empat bulan lamanya tidak muncul, menghilang meninggalkan tubuhnya sendiri dan tertidur sejak penculikan dan penangkapan Anton, akhirnya hadir pada bulan kelima karena Rhea telah mengizinkannya untuk kembali. Sang karakter yang mengambil alih kendali sebab memiliki kepribadian yang kuat

Dari rekaman video dan catatan yang ditulis dokter Yuri setiap kali terapi berlangsung, Hera mengetahui kondisi Alter ego yang selama ini ia anggap sebagai somnambulisme (walking sleep). Reaksi awal yang tampak, tentu saja Ia tak percaya ketika melihat dirinya yang sama bisa menjadi sosok yang sangat berbeda. Hal itu pula yang menyebabkan ingatan-ingatannya terputus sebab Hera tak memiliki ingatan selama menjadi Rhea dan Didi.

Dua kepribadian mulai terfusi selama satu bulan terakhir, Hera menjadi pribadi utuh setelah menyusuri sejarah hidupnya yang lalu. Ia memaafkan semua kepahitan yang dialami, menerima dengan hati yang lebih lapang dan tenang. 

Kini Rhea adalah Hera dan sebaliknya pun begitu. Ia lebih kuat dan tegar serta siap menghadapi persidangan Anton, sebagai saksi sekaligus korban kejahatan dari seorang pria dengan ambisi besarnya. Tindakan Hera yang menyebabkan hilangnya nyawa ketiga anak buah Anton saat percobaan pembunuhan dan perkosaan, berdasarkan pasal 49 ayat (1) KUHP merupakan tindakan pembelaan darurat yang memenuhi tiga syarat, sehingga tidak dikenai hukuman.

Sedangkan Didi sebagai karakter kepribadian Hera yang lain juga terfusi, bergabung dalam dirinya yang utuh, Kerinduannya telah usai sejak perjalanan pulang kekampung halaman setelah melihat Didi, adik kecilnya dulu yang kini tumbuh menjadi anak yang cakap dan sehat.

*****

Setahun telah berlalu sejak kasus pembunuhan usai. Hera menjalankan kehidupannya dengan pekerjaan baru sebagai administrator. Membantu dokter Yuri di klinik membuat Hera sangat senang bekerja disana. 

        Berada dekat dengan orang-orang yang bisa memberikan energi positif sangat dibutuhkan oleh Hera, termasuk pula hal yang berhubungan dengan cinta. Dimas yang selama ini diketahui lebih banyak berinteraksi dengan kepribadian Rhea di kantor sebelumnya, kini mulai merasakan getar halus menggelitik hati pada diri Hera. Ia dapat menerima Hera dengan latar belakangnya yang unik. Begitupun Hera dengan perubahan mental yang luar biasa dapat menerima perasaan 'itu' dengan lebih terbuka. 


*****

          Topeng dalam kehidupan disebut juga dengan persona. Persona adalah sisi kepribadian yang ditunjukkan kepada dunia, namun dibutuhkan keseimbangan dalam harapan dan diri untuk menggunakannya. 

          Mereka yang kalap terus menerus menggunakan topeng dalam kehidupan dunia sejatinya tidak saja menipu dan menyakiti diri sendiri, namun menipu banyak orang dan juga menyakitinya. Sehingga, dibutuhkan pengamatan yang lebih dan cerdas bagi setiap diri untuk memahami orang-orang dalam topeng disekeliling kita. 



TAMAT






Komentar

  1. Waaaah nggga rela topeng tamat. Nice ending

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih a. Topeng harus tamat a, kalau enggak nanti saya bisa kayak hera. Hehehe..😀😀

      Hapus
  2. Ending yang bagus mba Na... keren...

    BalasHapus
  3. Nagis tilisannya. Aku ketinggalan banyak mbak na. Mari marathon baca topeng. Hihihi

    BalasHapus
  4. Semangat yaa marathonnya..😀✊✊✊

    BalasHapus
  5. Akhirnya tamat..sukaaa ceritanya

    BalasHapus
  6. Yuhuu... Kerenn endingnya. Suka sama penyakit kejiwaan, mbak na hebat penyampaiannya.

    BalasHapus
  7. Terimakasih mba Ciani. (^-^)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka