Langsung ke konten utama

Topeng (bag.12)

-Surat Misterius 2-  


 Baca kisah sebelumnya disini


Dimas yakin ini pasti surat dari pengirim yang sama. 

BERHATI-HATILAH DAN PERHATIKAN LANGKAHMU!’

 Kalimat yang tertera di kertas membuat Dimas tak karuan, jelas sekali hatinya penasaran, posisi duduknya pun berkali-kali dibetulkan. Ada nada peringatan ditujukan padanya dalam kalimat yang ditulis dengan rapi oleh si penulis surat misterius.

Siapa orang ini?”Batin Dimas.

--------

Hal serupa juga dialami laki-laki pembunuh saat memasuki ruang kerjanya. Dengan tangan sedikit bergetar Ia meraih amplop kelabu di atas meja, menimang-nimangnya sebentar untuk memberi kesempatan bagi otaknya menguasai suasana hati dan pikiran yang berantakan. Jelas ada ketakutan yang memeluknya sesaat waktu itu. Perlahan laki-laki itu membuka surat kelabu, lantas terpaku setelah membaca deretan kalimat yang tertera.


PERHATIKAN LANGKAHMU SELANJUTNYA, JADI HATI-HATILAH!!
RAPORT MERAHMU SUDAH ADA DITANGANKU SEKARANG.
ANGKANYA SANGAT BESAR TUAN ANTON BASKARA!’


Anton menghempaskan tubuhnya di kursi. Berkali-kali mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya dengan cepat untuk menenangkan diri. Ia tak percaya jika dokumen penting itu bisa jatuh ke tangan orang lain. 

Bagaimana bisa, siapa orang ini?” Batin Anton bertanya-tanya.

Bayangannya kembali pada beberapa waktu yang lalu, saat Ia menjalin kasih dengan Susi, wanita cantik nan seksi yang menjadi salah satu alat pencapai ambisinya. Kecurangan demi kecurangan dilakukan bersama untuk mengambil keuntungan pribadi. Pundi-pundi rupiah pun terisi.

Bagaikan minum obat, semakin sering dikonsumsi maka dosisnya akan bertambah. Begitu pula halnya dengan kecurangan dan kejahatan. Pada awalnya semua berjalan mulus,  hingga akhirnya muncul keinginan untuk memperoleh puncak jabatan lebih tinggi. Dalam hal ini jelas terlihat, jika lewat prestasi maka Anton bukanlah apa-apa. Ia sudah pasti kalah dari teman baiknya, Dimas. Tak kehabisan akal, dengan rencana licik yang disusun rapi, Anton meminta Susi untuk mendekati Dimas, mengingat wanita cantik itu ahli dalam hal ini, layaknya keahlian khusus dalam bidang menaklukkan laki-laki. Terbukti, usaha Susi beberapa kali membuat Dimas gagal dalam rancangan kerjanya. Beralih pada Anton yang gemilang berselimut prestasi lewat hasil mencuri jerih payah teman baiknya.

Anton sangat menikmati hasil kecurangan yang dilakukan selama ini. Namun sayang, kekacauan dimulai saat Susi juga mulai serakah, bidadarinya itu menginginkan hubungan yang lebih serius dari sekedar hubungan kerja dan ‘suka-suka’. Wanita dimanapun dan bagaimanapun selalu menginginkan kepastian, itu sudah menjadi satu paket fitrah yang ada pada diri kaum Hawa.  Ia akui benar bahwa Susi memang menggoda, cantik dan cerdas. Bahkan hatinya sempat terkurung dalam penjara cinta yang dipasang wanita itu. Lagi-lagi sayang, cinta yang dulu pernah ada perlahan hilang bermetamorfosis menjadi ambisi yang menggebu.

Mencuri dokumen berisi semua data kecurangan yang dilakukan Anton selama ini adalah kesalahan paling besar dalam hidup Susi. Jika menurutnya hal itu dapat membuat Anton jinak lantas patuh dengan semua keinginannya maka sungguh rapuh jalan pikir wanitanya itu. Sebagai laki-laki dengan ambisi besar harusnya Susi bertahan dan membantu usaha kekasihnya jika memang benar-benar mencintainya. Seperti itulah jalan pikiran Anton yang tenggelam dalam cinta duniawi.

Langkah untuk menyingkirkan Susi adalah pilihan yang tepat karena pikiran dan tindakan wanita itu sudah diluar kendali. Ringan saja bagi Anton menghabisi kekasihnya, apalagi selama ini tak ada yang tau bagaimana hubungannya dengan wanita cantik itu selain Mita. Awalnya Anton akan memanfaatkan sahabat kekasihnya itu sebagaimana Ia memanfaatkan Susi, karena belakangan diketahui bahwa Mita menaruh hati padanya. Sayang sekali, Mita juga menjadi korban pembunuhan.




Bersambung ke Topeng bag.13


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka