Langsung ke konten utama

Pengenal Waktu

Hidup kita tak cukup didampingi oleh makhluk hidup, benda mati dan makhluk gaib saja. Selain malaikat yang memantau dan merekam serta mencatat rapi setiap mili tindak tanduk kita, ada pula syetan juga jin yang bersekongkol menggoda kita untuk melepas iman dan melanggar perintah Tuhan.

Terlepas dari semua hal yang masuk dalam rukun iman, ada pula hal misterius yang mendampingi hidup kita. Ialah Sang Waktu.

Dengan waktu, manusia dapat melihat perubahan besar maupun kecil, bersama waktu luka hati terobati, kesedihan berubah perlahan menuju kebahagiaan. Lalu karena waktu pula dunia akan hilang berganti hari pembalasan.

Benda penanda waktu tercipta, ada jam yang membantu manusia mengenal waktu dalam satu hari, ada kalender yang menjadi penanda hari, tanggal dan bulan selama setahun.

Jam sudah banyak disulap menjadi berbagai ukuran dan jenis. Mulai dari jam dinding, jam tangan, bahkan ada jam jari. Ada pula jam yang diletakkan dibangunan tertentu sebagai monumen bergaya ala sejarah atau kebanggaan daerah.

Jika jam memiliki banyak jenis dari analog sampai digital. Maka kalenderpun juga banyak modelnya. Apalagi gambar-gambar para model yang dipajang bersama deretan bulan-bulan. Hehehe..ini lain lagi ceritanya.

Kembali pada waktu. Aku benci desain kalender yang mengumpulkan semua bulan menjadi satu dalam satu halaman penuh. Kesannya waktu sangat singkat, walau sebenarnya memang begitu.

Aku lebih suka melihat kalender dengan desain satu atau dua bulan per halamannya. Menurutku, dengan melihat deretan tanggal pada dua bulan dalam satu halaman akan membantu melihat bulan ini dan bulan berikutnya. Merencanakan pekerjaan dan agenda bulan ini dan bulan setelahnya. Lebih dari itu, jika dalam satu halaman berisi empat sampai duabelas bulan berjejer rapat dan terkotak-kotak maka otakku sakit membayangkan dan hatiku perih merasakan..bahwa satu tahun itu begitu singkat. Aku tak suka dan benci desain seperti itu. Melihatnya seperti ada mantra yang berputar-putar di telinga.

"Waktu itu singkat"
"Waktu berjalan cepat"
"Waktu tidak banyak"
"Waktu sangat mendesak"

Adapula kalender yang didesain satu hari satu tanggal. Untuk yang satu ini aku juga tidak suka. Sebab merobek kertas hari demi hari bukan kebiasaanku, aku bukan orang yang disiplin untuk alur hidup teratur seperti itu.

Waktu menandakan bahwa kita hidup di dunia ini berbatas. Makhluk hidup dan makhluk gaib menandakan bahwa kita hidup di dunia ini berdampingan dengan yang tak tampak. Termasuk waktu yang tak berwujud. Bentuknya misteri. Hanya dapat dilihat dalam diri sendiri. Sudah jadi apa kita hari ini?

Komentar

  1. Waktu begitu cepat. Dan ternyata usiaku nggak muda lagi

    BalasHapus
  2. Mba wiwid hebat. Menangkap pesan tersirat. Itu sebenarnya kalimat kunci mba. Benar2 pembaca yg baik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indone...

Blog Jadi Media Belajar, Kenapa Tidak?

Blog sebagai Media Pembelajaran  Resume ke-5 Gelombang 29 Rabu, 28 Juni 2023 Narasumber: Dail Ma'ruf, M. Pd Moderator: Helwiyah, S. Pd, M.M.  KBMN 29 - Pertemuan kelima dilaksanakan pada Rabu, 28 Juni 2023. Bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.  Narasumber kali ini adalah seorang alumni KBMN gelombang 20. Beliau adalah Bapak Dail Ma'ruf, M. Pd yang akan membawakan materi 'Blog sebagai Media Pembelajaran'. Dimulai dengan kisah 'nol'-nya dalam dunia menulis, Pak Dail meyakinkan peserta bahwa jika punya niat dan kemauan, maka apa yang dicita-citakan akan terwujud. "Blog dan media pembelajaran itu apa?" Pak Dail memantik pertanyaan untuk mengurai materi yang akan disampaikannya.  Sejarah adanya blog, dikenal pada awal reformasi tahun 1998 oleh Jhon Barger.  Awalnya blog hanya dijadikan sebagai media untuk menulis buku harian, tapi kemudian berkembang hingga menjadi 12 jenis, di antaranya ada blog pendidikan, pribadi, sastra, bertopik, hukum, agama, bisnis...

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai...