Langsung ke konten utama

Kursi-mu, Tuan.

Pujangga-webtoon



Aku ingin jarak ini hanya sepersekian detik mata Nabi Sulaiman hadirkan kursi kebesarannya.

Bukan! Itu bukan sihir purba yang dicuri dan dipelajari kaum Knight Templar dari ruang bawah tanah Al Aqsa.

Aku mulai mabuk, Tuan. Merindukanmu dalam lompatan-lompatan musim yang tidak menentu.

Semoga ini bukan fitnah akhir zaman yang mengerikan. Walau sungguh, rindu ini nyata, persis demikian menyakitkan.

Kursi-kursi kini mulai membisu, temani romantisme secangkir kopi hitam yang kusesap perlahan. Tadi deriknya pilu wakili setengah hati yang sakit.

Duduklah, Tuan. Pada kursi dihadapanku!

Ingin kuhidangkan santapan merdunya kata-katamu yang bagai doktrin menjejal isi kepalaku, hingga jarak kueja rindu.

Pada kursi jati kuhadirkan bayangmu yang menggenggam buku. Kesekian kalinya aku pandang, Tuan hanya diam.

Jubahmu menjuntai tebarkan hawa dingin, padahal matahari diluar sana sudah meninggi.

Baiklah, mungkin kali ini aku masih harus bersabar, kembali merapal namamu ketika berbisik ke bumi. Berharap langit mendengar baik-baik.

Duduklah, Tuan. Pada kursi dihadapanku!

Ingin kuhidangkan uniknya kata-katamu yang bagai doktrin menjejal isi kepalaku, hingga rindu kueja sebuah rasa.

Aku mulai mabuk, Tuan. Membayangkanmu duduk di atas kursi jati sambil memegang buku. Mengabaikanku yang berceloteh seru.

Tiba-tiba aku rindu hujan, dengannya tak akan ada yang tahu jika mataku basah dan dengannya tak akan ada yang tahu jika namamu kuteriakkan bersamaan gelegar suara guntur-petir.

Duduklah, Tuan. Pada kursi dihadapanku!

Aku hanya ingin sampaikan pesan bahwa kini rasa itu kueja S A Y A N G.

Dan ... kursimu masih tetap kosong, Tuan.


#prosalirismu/18-12-2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indone...

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai...

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah ...