"Legenda Tanah Subur? Maaf sebelumnya, anda tahu cerita ini dari siapa?" Pak Juna balik bertanya. Kujelaskan bahwa sekitar limabelas menit yang lalu, ada seorang laki-laki tua yang berbincang-bincang denganku mengenai cerita itu.
"Ah... Lebih baik anda tidak mengetahuinya, Pak Edi. Apalagi sekarang anda sedang berkabung." Pak Juna menolak untuk membicarakan. Aku sedikit kecewa. Sekian menit berikutnya kami berbincang-bincang tentang keadaan daerah ini sebelum aku pindah.
Usai menghabiskan secangkir teh, aku pamit dan berjalan keluar. Pak Juna mengantarku sampai ke depan pintu rumahnya. Ia menyarankan padaku agar lebih banyak berdoa dan menyibukkan diri, supaya tidak terlalu larut dalam kesedihan. Aku mengucapkan banyak terimakasih. Walau bagaimanapun, kata-kata orang tua ini ada benarnya. Aku mengucapkan salam dan berlalu pulang.
Ada perasaan yang nyaman setelah bertemu dengan Pak Juna. Aku merasa lebih tenang. Perbincangan kami yang tidak terlalu lama itu membuatku lebih ikhlas dan tabah. Setelah ini akan kutelpon Resti dan menyampaikan semuanya.
~Tamat~
Klik kembali ke kisah sebelumnya
Tandai bagian ini dengan meninggalkan komentar
#lanjutkan cerita
#tantangan kelas fiksi-6
Komentar
Posting Komentar