Aku luruh ke bumi bersama angin. Bukan, bukan angin satu-satunya yang mampu melakukan itu. waktu pun mengambil peran, aku jatuh bersama mereka. Alami. Aku luruh ke bumi mencium tanah kering, terkadang basah. Bukan, bukan matahari satu-satunya yang mampu membakar diamku, hujan juga berperan, aku rapuh, jatuh bersama mereka. Alami. Aku tidak membenci angin yang bertiup. Aku tidak membenci waktu yang menua. Aku tidak membenci matahari yang hangat sekalipun panas membakar. Aku tidak membenci hujan yang basahnya menggigit dingin tulang-tulang hijau tubuh. Aku luruh ke bumi bersama angin, matahari, hujan dan digenapi waktu. Aku tidak benci. Aku luruh bersama marah dan sedih jadi satu, tersangkut pada ranting-ranting, kadang meranggas di sela-sela ilalang hingga hitam. Aku teriak mereka tidak mendengar. Aku terisak dan terguncang tapi mereka tidak paham. Aku tidak berdaya, mereka malah bahagia sambil pesta. Aku luruh menjauh dari kekasihku, ter