Langsung ke konten utama

Polisi Tajwid

Imam Jazari, seorang ulama dan pakar Tajwid al-Qur'an mengatakan dalam matan 'al-Jazari'nya: 

"Membaca al-Qur'an dengan tajwid adalah sebuah keharusan, Siapa yang tidak men-tajwidkan al-Qur'an maka ia berdosa. Karena dengan Tajwid Allah menurunkannya. Dan demikianlah ia sampai kepada kita juga dengan tajwid."

*******

Normalnya jika kita mendengarkan bacaan Alqur'an maka hati akan menjadi tenang, sejuk, damai, dan bahagia (bagi yang sedang sedih) atau jadi sedih (karena haru). Namun kali ini aku tak bisa mentolerir hati. Aku marah, kesal, kecewa, gemas dan sedih.

Dalam waktu sepersekian detik aku berubah, bukan menjadi setan atau sejenis pahlawan hero di TV sejak mendengar siswiku mengaji, melainkan berubah menjadi polisi. Tepatnya seorang polisi tajwid..kuulangi T A J W I D. Bagaimana tidak berubah, siswi-siswiku menjadi manusia yang tidak disiplin dalam membaca Alqur'an..khususnya bagian tajwid. Kali ini yang kusoroti dan kuspecialkan adalah Mad. 

"Panjang..itu mad thobi'i.. Amira sudah belajar, kan...? 'Materi ini baru selesai kita bahas'. Ulangi bacaannya..!" Aku menegur siswaku dengan perasaan gemas, kesal tak berlawan. Hampir setiap hari kesalahan paling banyak adalah Mad.

Mereka sudah dibimbing, materi mad juga sudah selesai dibahas, saat ujian praktek tilawah bacaannya bagus, namun ketika menghafal mereka malas menerapkan bacaan tajwidnya. Apalagi mad..karena terbiasa salah akhirnya jadi latah..seterusnya jadi salah dan lengah.

Kuumumkan aksi raziaku. "Bagi yang mau setor hafalan siap-siap untuk ditilang. ustazah hari ini jadi polisi tajwid. Jadi..ustazah hanya akan menerima hafalan dengan bacaan yang benar tajwidnya, bagi bacaan yang tidak rapi, silahkan mundur untuk memperbaiki lagi dan setor saat pulang sekolah. Semua wajib setor..!"

"Yaa...ustadzaaahh.." seru para siswa kompak dan kecewa.

Sekali-kali bacaan mereka harus dirazia, agar mereka bisa disiplin dalam tilawah dan hafalan. Ini bukan soal kemampuan, tapi kemauan. Sebenarnya setiap bacaan mereka yang salah selalu diberitahu, dan diperbaiki, tapi tetap saja dilanggar dan asal-asalan. Dengan aksi razia kali ini setoran mereka akan ditolak dan harus menyetor sepulang sekolah nanti. Sudah pasti tidak ada yang mau pulang hingga jam lima sore..kebayangkan betapa lelahnya mengantri...?

Banyak anak yang mudah menghafal karena bacaannya bagus. Sebaliknya yang terbata-bata dan tidak lancar juga ada bukan karena tidak bisa ngaji atau tidak mampu menghafal, melainkan saat menghafal bacaannya seenak hati.

Tidak butuh waktu lama untuk pasang tampang seram..cukup 5 menit, siswi-siswiku serius dan berjuang memperbaiki bacaan mereka dengan teman yang berada didekatnya. Saling menyimak bacaan teman dan memperbaiki, itu membantu mereka untuk disiplin menjaga bacaan hafalan Alqur'an.

Setelah Amirah dan Aliyah ditilang, giliran Uffi mencoba peruntungan.

"Us..Uffi takut nih, bacaannya betul gak ya..?

"Dicoba aja dulu, kalau tadi sudah diperbaiki..tinggal yakin aja sama diri sendiri." Aku meyakinkannya.

Selesai Uffi menyetorkan hafalannya, senyum paling manis dan cantik kuberikan.

"Uffi..bacaannya bagus, nice..mumtaz." pujiku sambil mengacungkan dua jempol.

Tak sia-sia jadi polisi tajwid hari ini. Delapan dari duabelas siswi berhasil menyetorkan hafalannya dengan bacaan yang baik, sisanya menunggu jam sekolah usai baru bisa menyetorkan hafalan..resiko dari tidak disiplin menjaga bacaan dengan tajwid.

Semoga razia tajwid kali ini bisa memberi efek semangat memperbaiki bacaan dan disiplin dalam membaca Alqur'an dengan tajwid. Siswi kelas VIII di SMP tempatku mengajar sangat bersemangat menghafal, saking semangatnya kadang mereka lupa menghafal juga harus dengan hati, tidak akan nikmat hafalan jika bacaannya amburadul. Sebaliknya jika menghafal dengan hati, maka bacaannya bisa dinikmati sehingga tidak akan tega sembarangan membaca tanpa tajwid.










Komentar

  1. lanjutkan ustazah polisi tajwid...

    BalasHapus
  2. lanjutkan ustazah polisi tajwid...

    BalasHapus
  3. HWAAAAAA, Ajariiin, ajarin aku ilmu tajwid......

    chandratatian.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah..silahkan ambil antrian dan tinggu giliran setelah jam sekolah berakhir..ok!? :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai

Topeng (bag.9)

-Surat Misterius-   Ikuti kisah sebelumnya disini Dua surat diterima pagi itu, seorang karyawan kemudian mengantarkannya pada orang yang dituju. Dimas adalah salah satu penerima surat tersebut, Ia membalik amplop putih yang baru diterimanya untuk mencari tahu siapa pengirimnya. Tak ada. Yang Terhormat : Dimas Arga Atmaja, M.E Hanya namanya saja yang tertera disitu, surat itu kemudian diletakkan begitu saja, karena Dimas enggan untuk membacanya. Namun tak berapa lama kemudian, dengan sukarela Dimas memungut kembali surat tanpa nama pengirim itu, menyobek salah satu sisi amplop lalu membacanya.  ‘ AKU SUDAH TAHU! ’ Begitu isi kalimat yang tertera pada kertas dengan warna kelabu, singkat. Untuk beberapa saat Dimas mematung setelah membaca surat itu, memang tidak jelas apa yang diketahui, namun hati tak dapat dibohongi. Dugaannya surat ini pasti berhubungan dengan Kasus pembunuhan yang terjadi. Mau tidak mau ingatan Dimas kembali pada sms yang diterimany

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah