Langsung ke konten utama

Jupe-ku sayang

Namanya Jupe. Kemanapun aku pergi, ia selalu bersamaku, dekat ataupun jauh jalan yang ditempuh, ia setia menemani. Cuaca panas maupun hujan, selalu dapat diatasi. Karena kami bersama, karena jupe setia, ringan atau berat bisa dilewati dengan mudah.

Pernah suatu kali jupe jatuh, ditabrak pengendara motor tak bertanggung jawab, teman setiaku itu terkapar sesaat, pingsan sekejap. Syukurlah saat itu jupe ditolong banyak orang, dibawa ke pinggir jalan dan di bantu berdiri. Kasihan jupe, kubawa ia pulang kerumah, namun tak ku kabari kondisinya pada keluarga, sebab jupe tak apa-apa, begitulah yang kurasa.

Kisah lain tentang si Jupe adalah dia gak mau jalan sama teman-temanku. Bukan berarti si Jupe sombong, tapi teman-temanku gak paham jalan sama Jupe. bingung kan..? Yaa..kupikir itu karena jupe terlalu rumit bagi mereka.

Awal pertama Aku kenal jupe dari tahun 2006, tepatnya 10 tahun yang lalu,  hanya saja saat itu kami tidak dekat. Baru 5 tahun terakhir ini persahabatan kami jadi erat.

Sebelum ketemu jupe, aku kenal dekat sama Eva. Hanya saja Eva terlalu tua, jadi kadang sering ngambek kalau dipaksa jalan jauh-jauh. Eva juga rewel, minumnya milih-milih lagi. Kan repot kalau kemana-mana bawa oli. Nah..karena semakin tuanya Eva, dia ditaksir seorang pria berusia senja. Alasannya ia mau sama Eva, karena Eva membangkitkan kenangan masa lalu pria itu saat masih muda. Setelah ijab kabul, Eva pun pergi bersama kekasihnya.

Eva dan Jupe beda generasi, selain lebih lincah, jupe juga lebih kuat, termasuk hemat dan modis. Tapi walaupun begitu, aku tetap harus berterimakasih pada Eva, jika bukan karenanya aku tak akan bisa bersama jupe sampai dengan hari ini.

Oh..iya aku hampir lupa, dengan sosok Kin yang gagah..Kin juga adalah temanku, namun kami tak kenal dekat. Hanya beberapa kali saja kami jalan bareng, untuk pertamakalinya aku mengenal dunia permotoran..aku berkenalan dengan Kin. Dengan kopling dan gigi yang letaknya di kaki kiri, sangat rumit mengendalikan Kin walau hanya jarak dekat. Namun segala hal baru dan rumit itu melatih otot dan syarafku bekerja untuk dapat membawanya. Aku suka sekali dengan Kin, karena Kin sangat gagah, maka pengendaranya akan terlihat berbeda.

Kalian sudah tau kan sekarang, kenapa aku akrab dengan Jupe? Iya..karena Jupe adalah motor Jupiter MX-ku, Eva adalah Vespa milik ibuku dan Kin yang gagah adalah RX-King kepunyaan ayahku.

Terimakasih Kin dan Eva. Berkat kalian aku bisa mengendarai jupe. Diantara teman-temanku yang lain, hanya aku yang mampu membawa motor-motor berkopling. Mulai dari Vespa, RX-King, Ninja, bahkan Harley sekalipun bisa kubawa dengan mudahnya. Prinsipku kuasai semua kendaraan yang ada, karena kita tak pernah tau kedepannya seperti apa. Ketika kita butuh sesuatu atau dalam kondisi darurat, namun hanya tersedia kendaraan tertentu untuk dipakai, masa' iya kita bilang "aku gak bisa pakai motor berkopling...!".
Hehhe..pikiranku terlalu jauh, yaa..?
Yaa.., minimal kita mampu menjadi solusi..gak harus nunggu suami, kekasih atau para lelaki untuk membawa kita pergi ke tempat tujuan yang kita inginkan.

Targetku berikutnya adalah mobil, kapal dan pesawat. Sedikit muluk-muluk..tapi tak ada salahnya kan.., kan..kan..kan..?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai

Topeng (bag.9)

-Surat Misterius-   Ikuti kisah sebelumnya disini Dua surat diterima pagi itu, seorang karyawan kemudian mengantarkannya pada orang yang dituju. Dimas adalah salah satu penerima surat tersebut, Ia membalik amplop putih yang baru diterimanya untuk mencari tahu siapa pengirimnya. Tak ada. Yang Terhormat : Dimas Arga Atmaja, M.E Hanya namanya saja yang tertera disitu, surat itu kemudian diletakkan begitu saja, karena Dimas enggan untuk membacanya. Namun tak berapa lama kemudian, dengan sukarela Dimas memungut kembali surat tanpa nama pengirim itu, menyobek salah satu sisi amplop lalu membacanya.  ‘ AKU SUDAH TAHU! ’ Begitu isi kalimat yang tertera pada kertas dengan warna kelabu, singkat. Untuk beberapa saat Dimas mematung setelah membaca surat itu, memang tidak jelas apa yang diketahui, namun hati tak dapat dibohongi. Dugaannya surat ini pasti berhubungan dengan Kasus pembunuhan yang terjadi. Mau tidak mau ingatan Dimas kembali pada sms yang diterimany

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah