Langsung ke konten utama

Keusilan Misteri

Nana memeriksa seluruh tempat yang tadi ia singgahi, mulai dari meja dekat pintu masuk kantor, meja kerjanya sendiri, meja kerja teman-temannya sampai ke permadani yang terhampar diujung ruangan. Disitu biasanya ia berkumpul dengan teman-teman untuk sekedar meluruskan kaki yang terlalu lama ditekuk saat duduk, kegiatan lain yang biasa ia dan teman-teman sekantornya lakukan diatas permadani ujung ruangan, juga sebagai tempat berbagi makanan, sholat sampai dengan rapat.

Barang yang dicari masih belum ditemukan, sebuah kunci motor dengan hiasan gantungan sepatu kecil berwarna merah. Praktis ia tak bisa pulang jika benda kecil itu tak ada. Malas melanjutkan pencarian karena ia sudah terlalu lelah, Nana memutuskan untuk menelpon adiknya dirumah agar mengantarkan kunci duplicat yang dulu pernah dibuat. 20 menit menunggu akhirnya Ia bisa pulang dengan hati masih penasaran demi mengingat kunci motornya yang hilang.

Sesampainya dirumah, Nana menjatuhkan diri diatas ranjang kamarnya. Sepekan sudah Ia jalankan hari-hari kerja yang melelahkan. Akhir pekan ini akan diisi dengan nonton TV, tapi sebelumnya Ia harus mencuci. Pakaian kotornya selama lima hari sudah muntah keluar melebihi kapasitas ruang keranjang. Melihat pakaian-pakaian kotor didepan mata, Nana merasa mereka melambai-lambai minta dibelai.

"Aduuh..banyaknyaa...!" gerutu Nana sambil menutup wajah dengan bantal kepala.

Nana bangkit dari ranjangnya tiba-tiba, hampir saja Ia terjatuh sebab posisi duduknya tak seimbang, teringat untuk menanyakan kepada teman-temannya perihal kunci yang hilang. Ia meraih handphone dan mulai mengetik pesan di kolom chat grup kantornya.

"Apa ada yang melihat kunci motor saya?" Nana memulai pertanyaan

"Memangnya kenapa?" Tanya salah satu temannya

"Hilang (dengan emoticon bercucuran air mata)..!!" Nana mulai baper

"Bukannya tadi ada?" Teman yang lain ikut bertanya

"Iya.., tapi nggak ada waktu mau pulang" Nana mulai tidak sabaran.

"Sudah dicari belum?" Tanya lainnya lagi

"aduuh.., masa iya saya nanya sebelum mencari sih?" Nana kesal tingkat rendah.

"yaah..kan siapa tau, hehehe..." 

"Hemm..tolong dong periksa di tas masing-masing, siapa tau nyelip!" Pinta Nana memelas

"Hahaha...baiklah..!"

Percakapan selesai, Nana meraih handuk kemudian ke kamar mandi, biasanya otak akan lebih rileks ketika tubuh sudah bersih, segar dan wangi. Selesai mandi Nana memeriksa Handphonenya, barangkali ada teman yang mengabari dimana keberadaan kunci.

"Gak ada Nan, mungkin masih di kantor, siapa tau kamu nyarinya nggak sungguh-sungguh"

"Waah..sekate-kate nih.., sudah dicari dengan teliti dan seksama dalam tempo selama-lamanya."

"Ya..udah, mungkin kuncinya lagi dipinjam sama makhluk ghaib.

"Ngelantur..sana makan dulu, baru pegang Hp..!" 

Percakapan singkat lewat media sosial selesai, Nana memilih untuk tidak memikirkan dimana kunci motor yang hilang. Lagi pula masih ada kunci duplicatnya. Jadi masalah selesai.

Dua minggu sejak kunci motor hilang..

"Nana..!" Panggil salah seorang teman dari balik meja kerja.

"Iya..ada apa..?" Nana mencari sumber suara, ternyata Yumi yang memanggilnya.

"Kuncimu..ini bukan?" Sambil mengangkat tangannya, Yumi memperlihatkan kunci dengan gantungan sepatu kecil berwarna merah.

"Iya.., wah..mba Yumi ketemu dimana..?" Nana terlihat bahagia.

"Diatas meja saya." Yumi menjelaskan

"Apa sudah lama di meja mba Yumi? Tanya Nana heran.

"Baru tadi pagi, tapi kemarin memang gak ada di atas meja." Yumi ikutan heran.

Kunci hilang dua minggu yang lalu. Waktu itu Nana kembali dari makan siang. Sesampainya di kantor, Ia langsung menuju permadani yang terhampar diujung ruangan, karena rapat sudah dimulai. Seingatnya, Nana tidak mampir ke meja kerjanya apalagi ke meja teman-teman.

Meja kerja Yumi letaknya berjauhan dari permadani, sedangkan meja kerja Nana berada dibagian tengah ruangan. Jadi siapa yang iseng mempermainkan Nana dua minggu ini. Tidak mungkin teman-teman kantornya usil, lagi pula saat itu rapat hanya dihadiri lima orang saja dan yang lainnya sudah pulang. Saat ditanya keberadaan kunci pada keempat temannya, tentu saja mereka tidak tahu dan memang begitulah adanya.

Nana semakin heran apalagi saat Yumi bercerita tentang keyboard laptop Ria yang juga temannya dirusak. Tombol beberapa huruf hilang, kejadiannya tiga minggu yang lalu. Saat itu Ria lupa membawa pulang laptopnya, keesokan harinya Ria menemukan laptop dibawah tumpukan buku-buku, seharusnya posisi laptop tidak seperti itu, tapi  berada diposisi sebagaimana biasanya  Ria mengetik.

Masalah ke-usilan ini tidak pernah terpecahkan, Yumi yakin kalau ini berhubungan dengan hal gaib yang sering mengganggu. Hampir sama dengan yang Yumi pikirkan, Nana juga menganggap ini adalah potongan kisah misteri di kantor tempatnya bekerja.

Walau bagaimanapun, kita tetap akan berdampingan dengan 'mereka'. Jadi jalankan saja sebagaimana mestinya. Perkuat hati dan iman, karena yang pantas kita takuti adalah murkanya Tuhan.






Komentar

  1. Keusilan atau Keusi(a)lan mbak Nine-na??? gagal fokus saya baca judulnya ..
    btw keren banget, terbawa situasi saya membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banyak Mas Heru, iya itu saya yang salah ketik. sekali lagi terimakasih atas koreksinya.

      Hapus
  2. Pernah ngalamin hal yg sama,,
    intinya"Perkuat hati dan iman, karena yang pantas kita takuti adalah murkanya Tuhan"setuju bangett mbak^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..punya pengalamannya? dibuat cerita dong mba.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka