Nana memeriksa seluruh tempat yang tadi ia singgahi, mulai dari meja dekat pintu masuk kantor, meja kerjanya sendiri, meja kerja teman-temannya sampai ke permadani yang terhampar diujung ruangan. Disitu biasanya ia berkumpul dengan teman-teman untuk sekedar meluruskan kaki yang terlalu lama ditekuk saat duduk, kegiatan lain yang biasa ia dan teman-teman sekantornya lakukan diatas permadani ujung ruangan, juga sebagai tempat berbagi makanan, sholat sampai dengan rapat. Barang yang dicari masih belum ditemukan, sebuah kunci motor dengan hiasan gantungan sepatu kecil berwarna merah. Praktis ia tak bisa pulang jika benda kecil itu tak ada. Malas melanjutkan pencarian karena ia sudah terlalu lelah, Nana memutuskan untuk menelpon adiknya dirumah agar mengantarkan kunci duplicat yang dulu pernah dibuat. 20 menit menunggu akhirnya Ia bisa pulang dengan hati masih penasaran demi mengingat kunci motornya yang hilang. Sesampainya dirumah, Nana menjatuhkan diri diatas ranjang kamarnya. Sepekan