Jejakmu mulai menghilang
Ditelan hujan dengan petrikornya
Jika pikirmu, kau telah tergantikan
Mungkin saja...
Barangkali oleh malam yang semakin tua, dengan lakuna tercipta
Pada sela jari-jari waktu
Bisuku memeluk lutut
Aksara telah lama berselimut
Masa kala itu berkelindan pelan
Bahkan terlalu lamban
Aku harus pergi sekarang
Meniti rongga-rongga langit malam
Lantas menyalami bintang
Menari dalam derasnya rinai hujan, yang telah kau ciptakan
Lelah sudah kudebui gelapnya langit
Sedang bahagia tak lagi dapat dijamah
Hampir dapat kulengserkan duka di bibir jurang rasa
Ah ... Andai bisa
Pergilah segera
Bersama rintik hujan dalam dinginnya.
#OneDayOnePost
#Puisi-Na
Ditelan hujan dengan petrikornya
Jika pikirmu, kau telah tergantikan
Mungkin saja...
Barangkali oleh malam yang semakin tua, dengan lakuna tercipta
Pada sela jari-jari waktu
Bisuku memeluk lutut
Aksara telah lama berselimut
Masa kala itu berkelindan pelan
Bahkan terlalu lamban
Aku harus pergi sekarang
Meniti rongga-rongga langit malam
Lantas menyalami bintang
Menari dalam derasnya rinai hujan, yang telah kau ciptakan
Lelah sudah kudebui gelapnya langit
Sedang bahagia tak lagi dapat dijamah
Hampir dapat kulengserkan duka di bibir jurang rasa
Ah ... Andai bisa
Pergilah segera
Bersama rintik hujan dalam dinginnya.
#OneDayOnePost
#Puisi-Na
Ehm, kamu yang kini menghilang
BalasHapus