Langsung ke konten utama

Kaptenku



Saat Kapten tidak berlayar, apa yang dilakukan di rumah? Berdiam diri menikmati masa libur dengan tidur atau nonton televisi? Bisa jadi, tapi presentasinya kecil sekali.

Kapten, demikian saya memanggil dan menulis namanya di phonebook. Pria dengan tubuh tegap tanpa perut buncit di usianya. Karena biasanya saya menemukan pada kebanyakan pria yang memiliki perut buncit di usia dewasa dan di usia senja.

Pernah sekali waktu saya bercanda dengan Kapten. "Capt, ini perutnya dulu sixpack, kan? Kok sekarang sudah jadi onepack?" Berhubung di usia yang tidak lagi muda, perutnya tidak lagi menyimpan bidang-bidang indah. Onepack tanpa buncit itu sudah menjadi prestasi dalam menjaga kesehatan.

Apa Kapten melakukan fitness secara rutin atau olahraga tertentu seperti push-up, sit-up dan back-up? Tidak, bahkan Kapten hampir tidak pernah olahraga. Jadi bagaimana bisa tidak ada lemak yang mengumpul di perutnya? Sedikit bocoran, bahwa Kapten tidak pernah diam. Maksudnya adalah, selalu saja ada yang dikerjakan, mulai dari memangkas pohon, menanam pohon, merapikan dan memperbaiki bagian dalam juga luar rumah yang di matanya tidak enak dipandang. Tentu saja itu semua menghasilkan keringat, membakar lemak-lemak yang berencana ngumpul di satu tempat.

Hampir lima tahun kapten tidak lagi berlayar. Sejak kejadian kapalnya karam. Posisi terakhir Kapten memegang jabatan kepala mesin (tapi apapun posisinya, beliau adalah Kapten saya). Ramadhan pertengahan, Kapten usai melaksanakan puasa, berbuka seadanya dengan makanan yang disajikan juru masak. Sejak pagi Kapten sudah punya firasat, karena tidak ada satupun semut yang biasanya hilir-mudik lewat. Ada yang aneh, batin Kapten. Usai berbuka, Kapten menyarankan pada para ABK (Anak Buah Kapal) untuk shalat. Sudah menjadi kebiasaan bagi beberapa perokok untuk merokok setelah makan. Namun tidak dengan Kapten, hal yang sangat saya dan keluarga besar syukuri saat itu.

Kapten melaksanakan sholat di kamarnya. Pada rakaat terakhir shalat maghrib, sebuah ledakan datang dari bagian ruang dapur. Gas yang bocor dan tersulut api yang dinyalakan untuk membakar rokok diduga sebagai penyebabnya. Satu korban tewas, dua korban luka berat dan beberapa lagi luka ringan. Disusul ledakan berikutnya yang ternyata merambat ke bagian persedian bahan bakar membuat pecahan kecil pada bagian belakang kapal yang perlahan-lahan mulai karam.

Sejak itu Kapten tidak lagi diijinkan berlayar oleh kekasihnya. Walau sebenarnya beberapa kali Kapten berniat kembali berlayar karena mendapat tawaran kembali membawa kapal oleh teman-teman seprofesi. Keluarga benar-benar tidak rela melepas Kapten kembali beraksi. Capt, sekarang bagian kami sebagai ABK (Anak Buah Kapten) anak-anak yang sudah besar dan bekerja lebih dari cukup membantu perekonomian keluarga, bukan?Bungsu juga sudah menjadi tanggungan kakak-kakaknya. Dengan demikian, resmi sudah Kapten memasuki masa pensiun. Tetap sehat ya Capt. Terimakasih atas semua hal yang tidak akan pernah mampu kami balas. Kami, khususnya saya sangat menyayangi Kapten. I Love You, Capt. 😘


#ODOP
#Tantangan Mba Kifa

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka