Langsung ke konten utama

Catatan Kaki Segelas Teh Hangat



Matahari tumbang ditelan rinai hujan, perlahan merangkak serahkan tongkat pergantian waktu pada gelap malam.

Barisan pejalan kaki teguh melangkah, ramai serupa myrornas krig, berperang melawan lelah dengan hujan yang tidak lagi menjadi masalah.

Ditengah tubuh-tubuh besar dan gagah, ada bocah kecil menggigil. Kain penutup tubuhnya bukan penghalang bagi hujan unjuk kemampuan kapilaritas. Perlahan dingin bersemayam, rampas hangat kulit tubuhnya.

Bocah kecil gigil, bibir mungilnya merapal doa yang diajarkan bunda, sedang kakinya masih lincah melangkah. Angin tidak mampu menggagalkan inginnya.

Kutawarkan segelas teh hangat. Tangan mungil pucat telentang, berkerut-kerut sambut hangat pekatnya air merah kehitaman. Manisnya kini mengundang senyuman.

Untuk apa kamu ikut, nak?

Menggantikan bapak.

Kemana bapak?

Tidak ada. Sudah tiada.

Teh hangat mengunci sunyi, memeluk haru membiru. Airmata buncah lantas berkeluaran semaunya.

Kalimat bocah patah-patah dengan gigil sesekali menyela. Aku bungkam seribu bahasa memandang bocah kecil menyesap perlahan teh hangat di tangan.

Bocah kecil siap songsong bahagia, menapak jalan dengan tubuh kecilnya. Gigil telah hilang sejak tegukan pertama, berganti senyum semanis teh merah pekat. Hangat.

Barisan pejalan kaki masih menyemut, arusnya perlahan bertambah gemuk.

Bocah kecil lanjutkan perjalanan. Teh hangat mengalir bersama darah, sumbangkan semangat di dadanya.

Kutangkap senyum bahagia bapaknya di rongga malam. Diantara gemintang langit menghitam. Keturunannya berjalan meniti perjuangan, bela Al-qur'an.


#MU-11

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka