Langsung ke konten utama

Salju di Hati Tuan

Goggle 

Pagi riuh dengan kicau burung-burung diiringi desau dedaunan dan desah rerumputan, embun yang telentang menyelip, tawarkan cinta peluruh dahaga.

Tuan terjaga, duduk di sisi pembaringan sembari menatap jendela. Kosong, hanya ada rindu mengeja wajah.

Perapian kini berisik, ratapannya adukan rintihan angin musim dingin yang membelai rambut panjangmu Tuan, harum sekali.

Tajam matamu renungkan fenomena musim demi musim yang melompat-lompat beraturan dalam taman batin.

Salju pertama turun. Ada badai di hatimu, Tuan?

Hidangan hangat diatas meja seketika beku sebab sentuhanmu. Parah sekali.

Tumpukan salju lembah dan pepohonan tanpa daun, persis lambangkan penderitaanmu, Tuan.

Tuan layak butuh pertolongan dari cengkraman dingin menusuk dan angin kejam yang berhembus kencang.

Suara lonceng terdengar di kejauhan. Orang-orang berjubah gelap dan terang merangkak tertatih punguti hikmah kalam alam.

Kenapa ada salju?

Sebab itu pilihanmu. Berapa lama lagi bongkahan es menghuni dadamu, Tuan?

Kapan badainya berlalu?

Saat aku memelukmu,Tuan. Kemarilah, rebahlah, akan kututup kau dalam lembut serat-serat tubuhku yang lebar, tebal dan hangat. Berselimut.

Salju pertama turun. Badai masih utuh.

Tidurlah!

Ada kalanya, baik menutup mata dan terbaring di atas sayap-sayap mimpi ke Yerusalem lama. Berharap bertemu sang Nabi yang mampu menyembuhkan luka.

Lukamu sangat parah, Tuan.

Tidurlah!

-----
#MU-12

Komentar

  1. Berapa lama lagi bongkahan es menghuni dadamu, Tuan?

    ketika ada seseorang yang mampu mencairkan bongkahan es itu. aku pun tak ingin salju ini bersemayam lama disana. namu aku tak kuasa menghalaunya. aku hanya menunggu saat yang tepat, ketika Tuhan menurunkan seseorang untuk menjadikanku tuan yang hangat

    BalasHapus
  2. Tidurlah sampai harapanmu bertemu Nabi menjadi nyata

    Kalau pun tak mampu sembuhkan luka.

    Kau mampu menembus mimpi dan melihat wajahnya.

    #apasihh aku ini hehe...

    Diksi diksimu sangat mengunggah kakakku..

    Btw MU tu apa ya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, mba Irma.
      Itu Kode penulisan aja, mba.

      Hapus
  3. Aku angkat topi deh untuk setiap rangkaian kata penuh makna hasil karya kak na...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, mba Ci
      Hal serupa untuk mba Ci, tulisannya manis sekali.

      Hapus
  4. Tuan.. Nomer Wa nya berapa? #eh

    Sama kaya Ciani.. angkat topi sekalian angkat ransel kalau saya mah.. Terus bekarya mba Na :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum saya hapalkan nomor WA-nya Tuan,mba. Hehehe. Bisa aja mak Rai.
      Makasih yaa.

      Hapus
  5. Aseek ih ini mah udh tinggi bgt diksinya. Harus mikir keras ka biar ngarti hihi🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, gitu?
      Yuk lah, sama-sama belajar.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai

Topeng (bag.9)

-Surat Misterius-   Ikuti kisah sebelumnya disini Dua surat diterima pagi itu, seorang karyawan kemudian mengantarkannya pada orang yang dituju. Dimas adalah salah satu penerima surat tersebut, Ia membalik amplop putih yang baru diterimanya untuk mencari tahu siapa pengirimnya. Tak ada. Yang Terhormat : Dimas Arga Atmaja, M.E Hanya namanya saja yang tertera disitu, surat itu kemudian diletakkan begitu saja, karena Dimas enggan untuk membacanya. Namun tak berapa lama kemudian, dengan sukarela Dimas memungut kembali surat tanpa nama pengirim itu, menyobek salah satu sisi amplop lalu membacanya.  ‘ AKU SUDAH TAHU! ’ Begitu isi kalimat yang tertera pada kertas dengan warna kelabu, singkat. Untuk beberapa saat Dimas mematung setelah membaca surat itu, memang tidak jelas apa yang diketahui, namun hati tak dapat dibohongi. Dugaannya surat ini pasti berhubungan dengan Kasus pembunuhan yang terjadi. Mau tidak mau ingatan Dimas kembali pada sms yang diterimany

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah