-Kesempatan-
Peluh keluar disekitar wajah dan
leher Arga, jangan ditanya bagaimana kondisi baju yang dipakainya, jelas basah dan
menempel dikulit tubuh. Panas matahari mulai tak ramah, Arga bersyukur pekerjaan
membersihkan halaman telah usai sejak lima menit yang lalu. Kini tinggal beristirahat
sejenak sambil menikmati hasil kerjanya sebelum mandi. Pendinginan.
Jadwal membersihkan halaman memang
sudah disepakati untuk dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Dan kali ini
giliran Arga untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah dibuat. Sedangkan Boy
dan Udin, dua temannya itu sibuk dengan urusan masing-masing. Boy dengan novel yang
baru dibelinya dan Udin dengan hobinya, masak.
“Ada yang bisa saya bantu pak?” Tanya
Arga pada seorang laki-laki. Tangan kanannya memegang bungkusan berbentuk kotak,
sesekali matanya melihat kertas berisi alamat di tangan kiri. Sedari tadi Ia
mondar-mandir di depan rumah sedang motornya diparkir tak jauh dari halaman
Arga.
“Eh..iya mas, ini saya sedang mencari
alamat Kiran Kalyani, ada paket yang harus diantarkan.” Jelasnya lengkap sambil
memperlihatkan alamat yang dituju.
“Oo..iya, ini sudah benar kok mas, rumahnya
tepat didepan sana.” Seru Arga setelah meraih kertas alamat yang tadi diperlihatkan.
Jika tidak salah, alamat itu memang tepat berada di depan rumahnya, tangannya
mantap menunjuk rumah diseberang jalan.
“Terimakasih mas.” Ucap laki-laki
itu sambil berlalu.
Arga masih berdiri ditempat,
menunggu pagar rumah tetangganya dibuka, harapannya adalah dapat melihat
sekaligus bertegur sapa dengan pemilik rumah tersebut. Maklum, sudah lima bulan
ini Ia tak mengenal siapa tetangganya tersebut.
“Kiran Kalyani, nama yang bagus.” Bisik
Arga lirih.
“Mas..kalau gak ada yang keluar,
biar saja dititip ke saya, nanti saya bantu sampaikan ke orangnya langsung.”
Tawar Arga pada laki-laki petugas antar barang tersebut.
“Wahh..makasih banyak ya mas..”
Kalimatnya menggantung sebagai isyarat bertanya.
“Arga.. nama saya Arga. Saya
tetangga Kiran.” Sambarnya memperkenalkan diri.
“Baiklah mas Arga, terimakasih sudah
meringankan pekerjaan saya.”
“Iya pak, sama-sama.”
Paket berbentuk kotak itu berpindah tangan, Arga
segera masuk kedalam rumah, tujuannya adalah mandi, setelah itu Ia akan mengantar paket
yang dititipkan tadi, pada tetangga diseberang rumah. Kesempatan bertemu dengan tetangga misterius kini menari-nari dikepala.
Bersambung ...
Arga modus sambil nolong..hehehe
BalasHapusKan ada kesempatan. Hehehe.
Hapus