Langsung ke konten utama

Titik Balik;

Menyoal Efektivitas Menulis Selama Bulan Ramadhan.

Bagaimana efektivitas menulis pada Bulan Ramadhan?  Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya mengetahui terlebih dulu apa itu efektivitas.

Penasaran dengan arti dan makna dari kata efektifitas, akhirnya saya memutuskan untuk mencarinya di goggle. Berikut apa yang saya temukan;

Kata efektif yang kita pakai di Indonesia merupakan padanan kata dari bahasa Inggris yaitu dari kata “effective”. Arti dari kata ini yakni berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektifitas mempunyai beberapa pengertian yaitu, akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, dapat membawa hasil. Dalam kamus kamus Ilmiah Populer, efektivitas adalah ketepat gunaan, hasil guna, menunjang tujuan.

Setelah mengetahui arti dari efektivitas tadi, saya kemudian dapat menjelaskan bagaimana efektivitas menulis pada Bulan Ramadhan, khususnya pada diri saya sendiri.

Beraktivitas di Bulan Ramadhan tentu berbeda dengan bulan yang lainnya. Setiap hal yang dilakukan diharapkan terhitung menjadi ibadah sehingga dapat mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Sebagai contoh, jika tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, apalagi aktifitas menulis, khususnya menulis hal yang baik untuk mengingatkan pada sesama agar mau dan mampu melakukan sesuatu yang membawa pada kebaikan.

Berbicara urusan menulis di Bulan Ramadhan, tentu sangat baik. Selain mampu menghasilkan karya tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya, tentu saja karya tersebut juga bermanfaat bagi penulisnya sendiri.

Seperti quote yang saya tulis beberapa waktu yang lalu. Menulis adalah salah satu cara mengenalku-mu. Quote yang oleh beberapa teman dianggap terlalu romantis ini memiliki makna yang dalam--menurut saya sendiri (mudah-mudahan juga mampu dipahami oleh yang lainnya).

Bagaimana tidak? Hanya dengan menulis kita dapat mengenal diri kita, bahwa kita tidak akan mampu menulis sesuatu sebelum mempelajari hal yang akan kita tulis itu lewat membaca, mengamati, meneliti dan merenungkannya. Hanya dengan menulis kita dapat mengenal lebih baik lagi apa yang kita tulis. Kemudian, muara dari aktifitas menulis itu sendiri pada akhirnya akan membawa kita pada-Nya, karena penulis yang tidak mampu mengambil hikmah dari apa yang ditulisnya adalah penulis yang merugi. Dan penulis yang tidak mampu membawa dirinya lebih dekat lagi pada penciptanya adalah penulis yang sombong.

(Semoga apa yang saya paparkan tadi tidak keluar dari tema yang ditentukan) 😄

Kembali lagi pada urusan efektivitas menulis; ketepat-gunaannya, manfaatnya dan apakah menunjang tujuan yang ingin dicapai lewat menulis, terutama di Bulan Ramadhan?

Sungguh untuk saya sendiri, sejujurnya saya sedikit terseok-seok memenuhi keinginan saya dan tentunya harapan dari grup kepenulisan yang saya ikuti agar mampu menulis setiap hari.

Menulis setiap hari adalah sesuatu yang kali ini saya rasakan sedikit berat. Tidak bermaksud untuk curhat dan sejenisnya, pada kenyataannya, aktifitas menulis di bulan Ramadhan kali ini seperti olahraga yang menuntut banyak tenaga dan waktu. Meski saya tahu efektivitasnya juga sangat bagus, terutama untuk memantau perkembangan diri selama di bulan Ramadhan. Apakah lebih baik di tahun ini, atau lebih buruk dari tahun kemarin?

Saya sendiri sangat terbantu ketika berusaha menyelesaikan tantangan menulis kali ini, secara tidak langsung ada semangat yang terbangun untuk mencoba kembali aktif dalam menulis. Ibarat atlet yang berhenti berlari terlalu lama, sungguh usaha untuk kembali berlari (aktif menulis) itu akan memakan waktu dan tenaga yang cukup besar agar dapat berlari kembali, begitupun hal yang berlaku pada saya yang sudah terlalu lama tidak aktif menulis.

Saya tidak ingin menjadi hamba yang disebutkan dalam QS. As-Shoff ayat 3, yang artinya, "sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan."

Setelah memaparkan bagaimana efektivitas menulis apalagi di bulan yang mulia ini, maka sungguh saya ingin kembali aktif melaksanakan kegiatan menulis dan mencoba lebih disiplin tentunya. Semoga saya tidak tergolong hamba yang dibenci Allah, sebab hanya mampu bicara namun tidak mampu melaksanakan.

Terimakasih untuk sang Kepala Suku (yang keren dari lahir) 😄. tantangan kali ini menggali semangat saya yang sempat surut akibat aktifitas lain yang memang tidak bisa dijadikan alasan jika sudah tahu dan paham akan efektivitas menulis itu baik untuk diri sendiri dan orang lain.

Semoga di bulan Ramadhan ini efektivitas menulis mampu mengantarkan teman-teman penulis pada umumnya dan saya pada khususnya untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi mengenal diri dan mengenal Tuhannya. Semoga kita semua diberi kekuatan, kemampuan dan kemudahan untuk terus berkarya dan mampu menebar manfaat sebanyak-banyaknya bagi sesama. Aamiin.

#Tantangan_ODOP
#Terimakasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka