Langsung ke konten utama

Tepi Dermaga


Ingat lamanya waktu kutamatkan. Menemuimu adalah keniscayaan yang mungkin tidak dapat kutukar dengan nyawa, tapi harus kuserahkan. Ikhlaskan.

Ketika kutunggu, berkurang kesabaranku. Lemah tenagaku dan menua rautku.

Hampir seringkali gelombang air laut menyentuh kaki, basah dan dingin. Menikam.

Tentang bagaimana laut yang paham akan asin pada birunya, akupun serupa, paham akan rasa yang membiru dalam detak hidup yang digariskan, menunggu.

Ibarat meteran yang dapat mengukur panjang, aku selalu dapat mengukur pengembaraan fantasiku, tentangmu.

Adalah hati, leluasa menggenggam tangkai hujan, basah. Rindu masih bertiup, menyemai kabut di jurang-jurang angan. Dalam dan gelap.

Rasanya, hanya suaramu saja jarak pemisah menggulung ketiadaan. Diawali tekak yang kering, kamu mulai nyanyikan tembang pengantar malam.

Pastinya, semakin kutunggu, berkurang kesabaranku. Lemah tenagaku dan menua rautku.

Enggan dermaga hati menyimpan luka. Menanti perahu berlayar ke samudera hakikat-Nya. Aminkan saja berlabuh, atau karam di karang tak bertuan.

Namamu sudah kupahat pada epitaf. Agar nanti, ketika lantai dermaga ini lenyap. Masih ada kenangan yang dapat dilihat, disentuh dan mungkin bisa ditangisi.

Akankah ada ruang untukku pada peta jalurmu, wahai suara layar yang merampas desik angin?

Kantong-kantong aksaraku telah kering merapal namamu. Menyisakan cinta dan benci dalam aliran arus laut yang mengitari. Dermaga kini sunyi.

#dibuangsayang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka