Langsung ke konten utama

Penemuan Lembar Alquran Dijadikan Bahan Pembungkus Petasan Bikin Heboh Usai Hajatan.

 


RA - Penemuan lembaran Alquran yang dijadikan bahan baku pembungkus petasan menghebohkan warga Parung Serab, Ciledug.

Lembaran Alquran yang dijadikan pembungkus petasan itu ditemukan di sekitar acara hajatan.

Dilansir oleh RA pada Minggu, 12 September 2021 dari akun Instagram @ciledug24jam. Seorang pemuda menyampaikan bahwa pamannya menggelar pernikahan anaknya.

Paman saya menikahkan anaknya pada tanggal 11 September 2021, jam 16.00 WIB,” tulisnya melalui DM di akun Instagram @ciledug24jam.

Acara hajatan Pernikahan yang digelar dengan adat Betawi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, tepatnya di daerah Parung Serab RT 001, RW 006, Ciledug, Tangerang.

Biasanya kalau adat di kampung kami, selesai akad nikah membunyikan petasan, sebagai tanda pemberitahuan bahwa acara akad nikah sudah selesai,” lanjutnya menceritakan.

Menyalakan petasan memang sudah menjadi adat istiadat Betawi dalam sebuah acara pernikahan, karena hal itu dilakukan untuk memberitahukan atau menandakan bahwa akad nikah telah selesai dilaksanakan.

Ketika selesai petasan dibakar, ternyata bahan kertas yang digunakan untuk membuat petasan tersebut adalah Alquran,” katanya kemudian menceritakan kronologi ditemukannya lembar Alquran yang dijadikan pembungkus petasan.

Awalnya kami tidak tahu, karena kulit pembungkus itu berwarna merah putih,” tulisnya memberitahukan ketidaktahuan mereka tentang petasan tersebut.

Petasan ini dibeli di kawasan Kebon Manggis Pondok Kacang Timur, Pondok Aren Tangerang Selatan.” lanjutnya memberikan info dari mana petasan itu dibeli.

Dalam video yang diunggah di akun instagram @ciledug24jam, tampak beberapa warga mengumpulkan lembaran-lembaran Alquran yang berhamburan di tanah.

Banyak netizen yang memberikan komentarnya. Mereka sangat menyayangkan kejadian ini terjadi dan meminta pihak berwajib untuk menyusut tuntas hal tersebut.***



Sumber berita dan foto: akun instagram @ciledug24jam


*Dibuang sayang, disimpan takut hilang. Tulisan ini ditolak pihak Pikiran Rakyat Bogor karena mengandung isu yang sensitive. Ok deh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai

Topeng (bag.9)

-Surat Misterius-   Ikuti kisah sebelumnya disini Dua surat diterima pagi itu, seorang karyawan kemudian mengantarkannya pada orang yang dituju. Dimas adalah salah satu penerima surat tersebut, Ia membalik amplop putih yang baru diterimanya untuk mencari tahu siapa pengirimnya. Tak ada. Yang Terhormat : Dimas Arga Atmaja, M.E Hanya namanya saja yang tertera disitu, surat itu kemudian diletakkan begitu saja, karena Dimas enggan untuk membacanya. Namun tak berapa lama kemudian, dengan sukarela Dimas memungut kembali surat tanpa nama pengirim itu, menyobek salah satu sisi amplop lalu membacanya.  ‘ AKU SUDAH TAHU! ’ Begitu isi kalimat yang tertera pada kertas dengan warna kelabu, singkat. Untuk beberapa saat Dimas mematung setelah membaca surat itu, memang tidak jelas apa yang diketahui, namun hati tak dapat dibohongi. Dugaannya surat ini pasti berhubungan dengan Kasus pembunuhan yang terjadi. Mau tidak mau ingatan Dimas kembali pada sms yang diterimany

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah