Langsung ke konten utama

Dihilangkan Sayang


Kata Kami untuk Sang Murabbi

(Surat Cinta untuk Ummi)


Ada tiga kata istimewa yang ingin disampaikan pada guru yang menjadi pembimbing kami, pada ustadzah yang senantiasa menasehati dan mengingatkan kami, pada ibu yang mendidik ketaatan kami terhadap Rabb kami, pada Ummi yang menjadi sahabat terdekat sekaligus penguat ukhuwah kami. Dan pada semua itu, kami mengenalnya sebagai Murabbi.


Dimulai dari kata MAAF, karena tumbuh kembangnya fikrah dan keimanan kami masih belum sesuai dengan harapan Ummi, meski paham, tapi masih terlalu banyak riak-riak yang membelai kami, hingga lalai dan lemah dalam berjuang di jalan kebaikan ini.


Namun demikian, TOLONG kami, Ummi. Bantu kami untuk semakin baik dalam belajar, lebih kuat dalam beramal, hingga bertambah cinta ini pada Rabb kami, hingga pantas dan layaklah kualitas kami mengemban tugas sebagai da'i, yang pada rongga dada dan ruang-ruang di kepala kami semakin lekat dan erat bahwa segalanya bermuara pada tujuan mencari Ridha-Nya saja. 


Untuk semua kerumitan yang indah itu, kami ucapkan TERIMA KASIH atas cinta dan kasih yang tulus, lelah yang tak pernah dirasa, doa yang terus mengalir, kesabaran yang tidak habis,  kebaikan yang luas dan wajah yang teduh, serta ilmu yang telah Ummi sampaikan pada kami. Terima kasih Ummi. Maafkan kami karena tidak mampu membalasnya selain mengucapkan

 Jazakillah Khairan Katsir.


Akhir kata, Dalam hari yang semoga Allah Ridha dan memberkahinya, semoga Ummi berkenan, kami kutip seayat firman-Nya yang mulia dalam QS. Maryam: 15

Wa salaamun 'alayhi yauma wulida wa yauma yamuutu wa yauma yub'tsu hayyaa.

(Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali)


Barakallah Fii Umrik, Ummi Ratna Dewi Panjaitan. 


Kami sayang Ummi karena Allah. Semoga Allah senantiasa menjaga, melimpahkan kebaikan-kebaikan, memberikan kemudahan dalam setiap urusan Ummi dan keluarga, serta selalu memberikan pertolongan dalam setiap kesulitan bahkan sebelum kesulitan itu datang. 

Aamiin aamiin ya Rabb, perkenankanlah harap dan doa kami duhai dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang.

________________________________


Sepekan yang lalu saya ditugaskan membuat kata-kata. Tanpa ba bi bu tugas itu saya terima. Insyaallah bisa. 

Benar adanya, kemudahan itu Allah berikan, saya mulai dari membayangkan sosok yang inspiratif tersebut, maka kata kunci yang akan saya tulis dan kembangkan pun muncul, ada tiga kata istimewa, semua tersimpan di kepala.

Alhamdulillah, setiap alur kata dan kalimat yang bersatu dalam paragraf, saya nikmati dan hayati. Karena, setiap tulisan bagi penulis adalah anak yang lahir dalam rahim aksara. Meski pada akhirnya tidak semua tulisan ini disampaikan. Saya ingin menyimpannya dengan baik di sini. Dalam rumah sederhana seorang Adriana. 


Surat yang ditulis lebih ringkas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indone...

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai...

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah ...