Langsung ke konten utama

Paksa

Oke..cukup sudah kebuntuan ini, tak ada yang muncul, imajinasi masih tetap koma, dan..oh..sungguh otakku buntu layaknya jalan yang ditutup pagar tinggi dalam gang sempit.

Baiklah..sudah cukup dengan teori pembiasaan, yang awalnya akan terasa sulit, seperti jika kita jarang atau bahkan tidak pernah olahraga kemudian mulai olahraga, maka setelahnya tubuh terasa sakit. Karena segala sesuatu yang baru dimulai memang akan terasa sulit, itu pasti.

Sudah kenyang pula aku melihat semangat teman-teman pejuang tinta lainnya yang dalam sehari mengirimkan info kelahiran karya-karya mereka lebih dari membuatku iri, lalu pada akhirnya semangat mereka berhasil menteror dan menghantuiku. Ini sungguh menakutkan, tapi.. mengapa aku masih tetap diam saja..?

Kuambil satu buku, membacanya dengan awal yang tak bergairah, tapi entah mengapa tubuhku tetap betah duduk berlama-lama walau hatiku berkata "malas". Yah..baguslah, jika kuturutkan nafsu ini, bisa jadi hancur mimpi menjadi penulis. Meminjam kalimat dari sahabat, "jangan mati sebelum melahirkan satu buku" yang selalu kusambung dengan kata "minimal" sebelum tanda seru.

Pagi ini awal yang baru, bisa ataupun tidak bisa akan kutulis satu halaman. Ini tekadku. Tentu saja si cerek air ini harus diisi sebelum menuangkan isinya ke gelas, ini logikaku.

Teman-teman, teruslah menghantuiku dengan karya-karya kalian yang baru, terimakasih karena kalian berhasil memaksaku yang hampir saja mati karena iri.

Komentar

  1. Sama.. aku juga belum ada ide nih...
    Belum posting apapun sampe sekarang..

    BalasHapus
  2. Sama.. aku juga belum ada ide nih...
    Belum posting apapun sampe sekarang..

    BalasHapus
  3. Keren mbak 👍👍👍.
    Dipaksa saja seindah ini, apalagi kalau tanpa dipaksa.hehe..

    Btw, ikutan memaksa diri juga ah..

    BalasHapus
  4. Semangaatt...
    Yuk jadi hantu buat yg lain juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari kita hantui yang lain...😈😁

      Hapus
    2. Mari kita hantui yang lain...😈😁

      Hapus
    3. Mari kita hantui yang lain...😈😁

      Hapus
  5. Siep kereen.......
    Tanpa sadar tulisanmu menghantuiku juga:-D

    BalasHapus
  6. Aku gak mau jadi hantu mbaaa... hihihi.. jadi tim sorak aja ya.. ;) semangat teruuuss..!

    BalasHapus
  7. Kebuntuan justru jadi ide yg menarik, keren!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indone...

Topeng (bag.7)

-Menemukan Kasih- Dimas baru menyelesaikan pekerjaannya. Walau jam makan siang telah tiba, Ia enggan keluar dari ruang kerja. Selera makannya hilang sejak kekacauan itu menimpa perusahaan. Duduk dan berdiam diri lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu diluar ruangan. Pintu kantornya diketuk, Dimas mempersilahkan masuk. "Dimas..bagaimana kabarmu?" Sapa tamu itu akrab. "Ooh..Anton, Silahkan duduk." Dimas menyambut tamu yang ternyata adalah teman baiknya, dengan wajah senang. "Aku baik-baik saja, tapi seperti yang kau ketahui, perusahaan ini dilanda hal yang tidak menyenangkan."Sambungnya lagi. "Turut prihatin atas musibah yang menimpa bawahanmu. Maaf aku  tidak ada disini untuk membantu saat itu." Anton bersimpati pada temannya. Istirahat siang itu dihabiskan dengan pembicaraan seputar kasus pembunuhan yang menimpa karyawan perusahaan. Sebenarnya Dimas malas membahas hal itu lagi, tapi demi menghargai teman bai...

Topeng (bag.5)

-Dugaan- Dua foto wanita cantik terpajang di dinding ruangan. masing-masing dilengkapi dengan data yang dibutuhkan para penyidik untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sedang ditangani. "Diperkirakan pembunuhnya adalah seorang pria muda" Inspektur Bobby membuka suara. "Walaupun tak ada tanda-tanda kekerasan seksual." Sambungnya lagi. "Dilihat dari tempat kejadian, tidak ada tanda-tanda perlawanan dari korban dan sepertinya ini sudah direncanakan." Rudi ikut berkomentar. Inspektur Bobby mengamati lekat-lekat data para korban yang ada ditangannya. Merusak wajah korban setelah kematian, menunjukkan adanya masalah mental yang serius pada pelaku. Begitulah kondisi kedua korban saat ditemukan. Wajahnya disayat seperti hendak membalaskan dendam. Entah apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini. Yang jelas kedua korban adalah teman dekat dan juga bekerja di tempat yang sama. "Aku pikir pelaku pembunuhan dari kedua korban ini adalah ...