Langsung ke konten utama

Haya



Menjadi bisa karena dilatih untuk bisa. Dilatih bisa dengan berpikir bisa. Berpikir bisa sebab potensi kita untuk bisa. Kita bisa, yakin bisa dan pasti bisa. Tentu atas izin-Nya. 

Kalimat motivasi ini Yasa resapi dengan baik. Hasil dari rangkuman lintasan pikiran yang iseng-iseng ditulisnya dengan tangan kiri, tangan yang selama ini jarang sekali diajak ikut serta untuk bekerjasama mengabadikan kata-kata yang terlintas di kepalanya. 

Mengingat motivasi, ada salah satu kenangan yang sangat berkesan di hati Yasa. Seorang sahabat yang Tuhan jadikan salah satu cara mengalirkan hidayah-Nya untuk Yasa mengenal diri lebih baik lagi. 

Yasa tidak pernah tahu jika binatang yang disukai bisa menjadi bahan untuk mengenal kepribadian seseorang. Maka dengan rasa ingin tahu yang besar ia memberikan tiga nama binatang yang disukainya--pada seorang sahabat, beserta alasan mengapa binatang-binatang itu dipilih walau sebenarnya tidak semua binatang itu ia pelihara. 

Jika boleh, Yasa berharap sahabat itu menjadi kakak yang selalu bisa menegurnya ketika salah atau menyemangati dengan memberi motivasi-motivasi luar biasa lewat pengalaman hebatnya selama berburu ilmu pengetahuan. 

Ya, Kak Haya adalah sahabat yang Tuhan jadikan sebagai cara-Nya menyampaikan hidayah. Ia sederhana dalam bertutur kata dan berpenampilan, namun luar biasa dalam prestasi dan usaha dalam menuntut ilmu pengetahuan. Kak Haya, sesuai arti namanya yang hidup, kehidupan, ceria dan baik dalam penampilan, menjadi inspirasi bagi setiap perempuan yang sudah berumah tangga, bahwa untuk belajar tidak ada alasan kesulitan untuk meraihnya. 

Kembali pada hasil dari tiga nama binatang yang Yasa setorkan tadi ke sang sahabat, ternyata melahirkan penilaian karakter yang kuat, visual yang tinggi dan bentuk penilaian lain yang sungguh tidak Yasa sadari sebelumnya. Ini tentu menjadi pengetahuan baru baginya dalam mengenal diri, menjadi motivasi. 

Dari sekian banyak kebaikan dan kelebihan, pasti ada kekurangan yang perlahan namun pasti harus diperbaiki atau minimal bisa diketahui cara mengatasinya. 

Sebuah tembok tinggi yang Yasa bangun setiap memulai hubungan atau pada hal dan sesuatu yang baru, adalah kekurangan yang terdapat pada dirinya dan ini memang sedikit sulit untuk diperbaiki. Pastinya, waktu adalah salah satu unsur untuk dapat mengatasi tembok yang entah bagaimana bisa--terbangun begitu saja. 

"Sahabat, kakak, terimakasih sudah membantu Yasa mengenal diri lebih jauh lagi. Jangan sungkan menegur Yasa, yaa." kata Yasa pada suatu hari yang ternyata hanya diucapkan di dalam hati, kalimat itu belum sampai pada orang yang dituju. Terlalu malu atau bisa jadi tidak percaya diri menyampaikannya. Ini barangkali salah satu batako yang harus Yasa pecahkan agar tembok-tembok tinggi itu bisa runtuh dalam waktu singkat. 

"Yasa!" panggil Kak Haya, "bagaimana kabarnya pagi ini?" tanyanya lewat kata-kata yang dibaca Yasa pada layar hp. 

Ahh.. Tuhan begitu baik pagi ini. Seperti menikmati bintang di langit gelap, tampak jelas dan banyak. Kesempatan untuk menyampaikan rasa terimakasih itu sudah ada di depan mata, begitu mudah jalan dan caranya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topeng (bag.6)

-Topeng Ambisi- Seorang laki-laki tergesa-gesa memasuki ruangannya, setengah berlari Ia menghampiri meja kerja dan dengan kasar menarik satu persatu laci-laci yang tersusun rapi pada bagian bawah meja, kemudian mengobrak-abrik isinya. Ketika yang dicari belum ditemukan, Ia beralih pada lemari yang berada di belakangnya. Hal yang sama dilakukan, Ia pun mengacak habis isi lemari untuk mencari sesuatu yang amat berharga baginya.  "Dimana dokumen itu..kurang ajar!" Makinya pada seseorang yang ada dalam pikirannya. "Baiklah..jika ini pilihannya, akan kuturuti permainannya" Desisnya dengan rasa kesal yang tertahan. Ia tahu, wanita itu tak main-main dengan ancamannya tadi siang. Ambisinya yang terlalu besar dan menggebu-gebu secara otomatis memutuskan hubungan Simbiolis Mutualisme yang selama ini telah mereka jalin sejak setahun terakhir.  Jika bukan karena Mita yang dengan sembunyi-sembunyi memberitahukan padanya bahwa dokumen penting itu telah

Menggali Potensi Mulai dari yang Disukai dan Dikuasai

 Gali Potensi Ukir Prestasi  Resume ke-4 Gelombang 29 Senin, 26 Juni 2023 Narasumber: Aam Nurhasanah, S. Pd Moderator: Muthmainah, M. Pd KBMN 29-Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 26 Juni 2023, dengan tema 'Gali Potensi Ukir Prestasi'. Sebelum masuk ke materi, Ibu Muthmainah, M. Pd yang akrab dipanggil bu Emut dari lebak Banten, dan bertugas sebagai moderator memperkenalkan diri serta memaparkan sedikit info tentang narasumber.  Narasumber luar biasa dengan julukan penulis luar biasa dan juga pioneer pegiat literasi Kabupaten Lebak Banten, Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd yang juga akrab disapa bu Aam, dikenang oleh bu Emut sebagai kompor, dalam arti yang menyemangati para penulis muda untuk menghasilkan karya tulis mereka menjadi buku. Bu Aam merupakan anggota KBMN gelombang 8 yang kemudian menyelesaikan pelajaran literasinya di gelombang 12.  "Dulu, kami menyebutnya BM 12 (Belajar Menulis 12) Juli 2020. Istilah KBMN muncul saat kopdar pertama di Gedung Guru Indonesia, J

Topeng (bag.3)

-Masa Lalu- Hera kecil sering kali di- bully oleh teman-temannya. Kala itu ia berusia 8 tahun, tubuhnya yang kecil dan lemah membuat ia menjadi sasaran empuk. Tidak ada satupun yang dapat membantunya, lebih tepatnya tidak ada yang mau. Sepulang dari bermain, sambutan kasar juga ia terima dari keluarga, tepatnya keluarga angkat. Hera diadopsi pada usia 2 tahun. Dengan niat sebagai pancingan agar kedua orang tua angkatnya bisa segera mendapat momongan. Tapi usaha ini belum menunjukkan hasil seperti yang diinginkan.  Saat Hera berusia 10 tahun Ibu angkatnya pun hamil. Kehamilan yang ditunggu-tunggu selama 9 tahun, sebelumnya beberapa kali Ibu angkat Hera ini sudah pernah hamil, sayangnya setiap kali hamil justru ibunya juga mengalami keguguran lagi dan lagi. Kehamilan ketiga kali ini dijaga ketat dan ekstra hati-hati, namun takdir berkata lain, saat ibu angkatnya mengandung pada usia kehamilan 8 bulan, kecelakaan tragis menyebabkan nyawa ibu dan calon adiknya itu melayang. Duka